"Impor otomotif kami targetkan berkurang minimal US$ 700 juta (Rp 10,3 triliun). Itu target kita," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta.
Pemerintah memberikan syarat kepada produsen otomotif yang ini memasarkan produknya di Indonesia yakni seperti melakukan investasi. Jadi, sebelum masuk ke Indonesia Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan melakukan seleksi ketat terlebih dahulu. "Ya kalau memang dia mau investasi, kita akan berikan (perizinan untuk berjualan di Indonesia). Karena banyak juga yang mau investasi, kok," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian juga akan menganalisa sepak terjang merek terkait tentang ekspor dan impornya. "Kalau seumpama bagus, kita kurangi dikit lah, begitu umpamanya," kata Putu.
Pembatasan tersebut diberlakukan melalui TPT atau Tanda Pendaftaran Tipe kendaraan bermotor. Dokumen tersebut merupakan persyaratan penting untuk keperluan importasi yang ditunjukkan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE).
Jadi, sebelum mobil atau motor impor masuk maupun diproduksi, mereka harus melakukan uji tipe terlebih dahulu. Kemudian bila dinyatakan lulus, Kementerian akan mengeluarkan TPT untuk bisa produksi maupun impor kendaraan terkait. "Pembatasannya melalui pemberian TPT. Kalau TPT-nya tidak ada, tidak di approve, kan tidak bisa masuk Indonesia," tutup Putu. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Tampang Mobil Baru Toyota yang Harganya Cuma Rp 130 Jutaan
Harga Toyota Glanza Rp 130 Jutaan, Konsumsi BBM-nya 22,9 Km/L