Kepala Panitia Pelaksana Proyek Masjid Berjalan sekaligus CEO Yasu Project Co., Ltd Yasuhara Inoue mengungkapkan bahwa tidak mudah dalam membuat mesjid berjalan di Jepang. Selain karena dirinya bukan warga muslim, isu tentang ISIS masih kerap menjadi pembicaraan di sana.
"Saya memiliki bisnis di luar Jepang, jadi saya sering ke Qatar, Arab, maupun negara Islam lainnya. Sehingga saya memiliki banyak sahabat beragama Islam. Di sana kami bertukar informasi, diskusi, pada akhirnya saat gelaran Olimpiade dan Paralimpiade 2020 ditetapkan di Jepang saya memiliki pemikiran untuk membuat masjid berjalan," kata Inoue ketika kunjungannya di Jakarta, semalam (23/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya mesjid berjalan yang bisa menampung 50 orang sekaligus ini bakal memudahkan pengunjung maupun atlet muslim bisa menunaikan ibadah salat 5 waktu. Sebab, masjid di Jepang sangatlah jauh dan langka.
"Jadi daripada mereka yang mencari masjid jauh-jauh, kenapa tidak masjidnya yang datang ke mereka," kata Inoue.
Baca juga: Truk Disulap Jadi Mesjid Berjalan |
"Terobosan ini juga bisa mengakali akan seringnya kejadian gempa di Jepang yang mengakibatkan bangunan runtuh," tutupnya.
Mesjid berjalan berbasis truk Hino ini memiliki beberapa fasilitas. Memiliki luas sampai 48 meter persegi dan berat 25 ton, di dalam truk ada karpet yang dibuat sebagai sajadah, AC, kompas, tempat wudhu, sampai mineral crystal sebagai penyejuk ruangannya.
Tak cuma jadi masjid dengan ruangan tertutup, truk ini bisa terbuka menjadi masjid hanya dalam 5 menit dengan menekan sebuah tombol. Teknologi tersebut diklaim menjadi satu-satunya di Jepang. (ruk/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah