Peran Industri Kecil Menengah saat Menuju Era Mobil Listrik

Peran Industri Kecil Menengah saat Menuju Era Mobil Listrik

Akfa Nasrulhak - detikOto
Kamis, 19 Jul 2018 17:55 WIB
Ilustrasi mobil listrik Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pemerintah terus lakukan pengkajian menyongsong era kendaraan listrik, yang bertujuan untuk menurunkan emisi kendaraan. Berbagai pihak pun terus melakukan harmonisasi, mulai dari produsen mobil, pihak Kementrian Perindustrian dan pihak-pihak terkait lainnya termasuk Industri Kecil Menengah (IKM).



Dikatakan, IKM komponen industri otomotif yang tersebar di berbagai wilayah pulau Jawa seperti Jawa Barat, tengah dan timur telah siap menyambut era kendaraan listrik. Meski IKM industri otomotif Indonesia masih berada pada level ke-2, di bawah perusahaan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Kepala Sub Bagian Alat Angkut Direktorat Jenderal IKM, Ervan Kuswadana menyampaikan, para IKM tidak perlu khawatir mengenai pengembangan mobil listrik. Karena lahirnya kendaraan listrik baru dilakukan secara bertahap mulai dari hybrid electric vehicle (HEV), Plug-in hybrids electric Vehicle (PHEV), baru setelah itu Full Electric Vehicle. Sehingga komponennya pun akan mengikuti seiring perkembangannya.



"Sebetulnya dalam mobil listrik itu komponen utamanya saja yang berbeda, tetapi komponen pendukung aksesorisnya tetap sama. Sehingga pasar dari IKM komponen otomotif ini sama juga, walaupun dari segi teknologinya masih menengah," ujar Ervan, di Jakarta.

Ervan kembali menjelaskan apa saja komponen utama dari kendaraan listrik.

"Mulai dari motor listrik, baterai dan inverter (PCU), dan itu yang mensuplai tentunya industri besar. Adapun komponen pendukung lainnya, seperti komponen interior maupun eksterior ataupun spare part pendukung lainnya itu bisa disuplai oleh IKM," kata Ervan.

Tidak sampai disitu, Dirjen IKM mengatakan telah memiliki program, untuk bisa mendukung mobil listrik melalui penguatan peran IKM dalam rantai pasok industri, dilakukan agar terdapat kerjasama yang saling menguntungkan antara IKM dan industri besar.

"Sehingga industri lebih berdaya saing dan memiliki akses yang luas, dan dapat dilanjutkan dengan transfer pengetahuan dan teknologi dari industri besar kepada IKM," ujarnya. (lth/ddn)

Hide Ads