Dengan mengenakan pakaian serba hitam, celana panjang hitam, kaos panjang hitam dan sepatu hitam, Agus mulai berjalan dengan menggendong tas ransel dan tas kecil dilengkapi bendera merah putih di belakang. Perjalanan dimulai pada Minggu (8/4/2018) lalu sekitar pukul 11.45 WIB.
"Saya ingin menemui Presiden Jokowi di istana. Saya ingin memperjuangkan nasib sopir yang selama ini selalu diintimidasi orang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Rasanya Jadi Sopir Truk dalam Sehari |
Beberapa rekan Agus sesama sopir truk sudah menunggu di Perbatasan Pemalang. Mereka antusias menyambut kedatangan Agus dan memberikan dukungan kepada rekannya yang tengah memperjuangkan nasib para sopir. Para sahabat itu memberikan pelukan hangat dari rekan-rekan seolah menyeka lelah Agus setelah melalui perjalanan cukup panjang dari Mojokerto. Agus mengaku ingin memperjuangkan nasib para sopir di depan Presiden Jokowi.
Menurut pengamatan anggota komunitas Vespa SIP Pemalang, Hengky KIK, dari perbatasan Pemalang sampai Tegal banyak sopir truk yang mendukung perjalanan Agus. "Selama perjalanan banyak driver yang mendukung beliau dengan membunyikan klakson, memberi semangat dan beberapa memberikan air mineral," ujarnya.
Agus juga akan meminta Presiden Jokowi untuk lebih memperhatikan nasib para sopir atau driver truk se-Indonesia. Pasalnya, selama ini Agus dan juga rekan-rekannya merasa, pemerintah masih abai terhadap nasib mereka.
"Selama ini sopir sering diintimidasi, kesejahteraan para sopir tidak terjamin. Saya akan meminta bapak Presiden Jokowi, sedikit perhatiannya kepada kami, karena Indonesia tanpa driver angkutan barang maka perekonomian Indonesia tidak akan jalan atau pun pasti bisa lumpuh," ujarnya.
Menurutnya, selama ini sopir mempunyai andil besar dalam menggerakkan roda perekonomian di Indonesia. Sopir mempunyai peran besar dalam distribusi barang. Berkat sopir distribusi barang kebutuhan rakyat bisa berjalan.
"Pemerintah harus menindak tegas aksi premanisme yang selama ini mengganggu perjalanan para sopir truk. Karena, mereka tidak jarang melakukan intimidasi terhadap sopir dan memintai uang keamanan," katanya.
Ia minta agar aksi premanisme ditindak, karena tak jarang uang saku para sopir yang tidak seberapa diambil oleh mereka. Bahkan nyawa mereka sering menjadi taruhan.
Agus memperkirakan, perjalanan sampai ke Jakarta masih membutuhkan waktu hingga 30 hari. Selama dalam perjalanan, Agus tidak membawa bekal banyak, hanya beberapa potong pakaian dan juga peralatan komunikasi.
Aksi nekat Agus ini sempat mendapat penolakan dari sang istri, Siti Alimah. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya Siti bisa menerima dan memberikan dukungan kepadanya. "Istri dan dua anak saya awalnya menolak, tapi Alhamdulillah sekarang mereka memberikan dukungan," katanya.
Akhirnya bertemu Jokowi setelah jalan 26 hari
Agus Yuda akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Jokowi setelah berjalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto. Agus bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat Presiden menerima perwakilan Serikat Pengemudi Truk Nasional (SPTN) tempat Agus dan rekan seprofesinya bernaung di Istana pada 8 Mei lalu.
![]() |
Agus, yang baru sekitar 4 tahun menjadi sopir truk di pabrik karton Krian, Sidoarjo, bergabung dengan SPTN. Serikat ini bermarkas di Desa Ngrame, Pungging, Mojokerto.
"Kami tidak berikan bekal apa pun, hanya doa supaya selamat dalam perjalanan. Namun juga sempat khawatir dan takut, tapi alhamdulilah sampai di Jakarta," tambah istri Agus Siti.
Siti menjelaskan, sang suami memiliki semangat yang luar biasa dalam keinginannya berjalan kaki untuk menemui Gubernur Jawa Tengah dan Presiden Joko Widodo ini. Selain itu, kedua tokoh tersebut merupakan idolanya sejak dia menjadi sopir.
"Dia pernah cerita pada saat kami belum memiliki anak, ingin memperjuangkan teman-temannya sesama sopir. Dengan harapan pada saat sopir di dalam perjalanan tidak ada palakan dari oknum. Kasihan penghasilan sopir itu berapa," jelas Siti.
Jokowi yang menerima aduan para sopir truk itu mengaku kaget dengan banyaknya kasus premanisme hingga pungli di jalan terhadap sopir truk. Para preman tersebut biasanya menempel cap pada truk.
![]() |
"Saya kan dengarnya sedikit. Ternyata, setelah bertanya kepada para pengemudi, para sopir, ternyata sangat banyaknya. Kaget dong, masak nggak boleh kaget saya," ujar Jokowi.
Pertemuan dengan sopir truk juga dihadiri Wakapolri Komjen Syafruddin dan Menhub Budi Karya Sumadi. Jokowi meminta Polri dan Kemenhub menindak kasus pungli hingga premanisme di jalanan.
![]() |
"Terlalu banyaknya premanisme di jalan, ada juga pungli aparat, sudah saya perintahkan langsung Kapolri, Wakapolri, segera ditindaklanjuti. Tidak bisa seperti itu, tuh. Yang pertama, meresahkan, ketidaknyamanan. Kedua, menyebabkan biaya tinggi, ongkos transportasi kita, cost-cost tambahan yang seharusnya tidak perlu, dan itu dirasakan sopir truk sangat mengganggu, sangat mengganggu," beber Jokowi.
Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perhubungan dan Polri menindaklanjuti aduan sopir truk terkait pungutan liar. Jokowi juga meminta oknum yang terlibat pungli ditindak.
"Sikat semuanya," ujar Jokowi.
Apalagi Jokowi menegaskan peran Saber Pungli yang dibentuk pemerintah masih berjalan. "Coba dilihat sekarang Saber Pungli sudah nangkap berapa ribu, tapi masih. Oleh sebab itu, saya dengar, saya dengar-dengar pas ke bawah, saya kumpulkan untuk mengkonfirmasi itu dan ternyata betul. Ya sudah, harus dibersihkan," ujar Jokowi. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP