Dengan demikian, diharapkan bus low entry ini bisa menjadi pilihan masyarakat sebagai kendaraan transportasi baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: TransJakarta Tambah 300 Unit Bus Low Entry |
"Dulu kita memproduksi bus BRT sekarang kita memproduksi bus non-BRT. Jadi nanti tidak akan beroperasi di jalan busway tetapi menjadi pengganti bus kota pada umumnya. Akan beroperasi di trotoar yang dibangun dinas marga sehingga warga nyaman dalam meneruskan perjalanan," ujar Direktur Teknikal TransJakarta, Wijanarko, kepada wartawan, di Ungaran, Jawa Tengah, Rabu (14/2/2018).
Selain itu, bus tersebut juga diharapkan menjadi bus pengumpan di beberapa titik yang dirasa perlu dan banyak penumpang yang menginginkannya.
"Bus ini akan menjadi feeder di stasiun MRT, KCJ (PT KAI Commuter Jabodetabek) dan halte Transjakarta," kata Wijinarko.
Rencana tersebut sudah diterapkan baru di Tebet, Jakarta Selatan. Meski harus bersaing dengan kendaraan transportasi lainnya, kata Wijinarko, bus low entry ini tetap paling diminati penumpang.
Baca juga: Kapan Ada Bus Listrik TransJakarta? |
"Yang sudah kita lakukan adalah yang di Tebet, terus terang kami Head to Head dengan angkot, ojek online, tapi kami tetap penggemarnya banyak," tuturnya. (khi/rgr)












































Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut
Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid