Bukan karena menolak kebijakan tersebut, pemerintah sebaiknya fokus dulu membenahi polusi yang disebabkan oleh knalpot angkutan umum karena itu lebih buruk dari kendaraan pribadi.
"Tidak boleh ada diskriminasi, kalau pribadi diperketat, angkutan umum juga harus diperketat," ungkap dedengkot Karimun Club Indonesia (KCI) Pujiyono Wahyuhadi ketika berbincang dengan detikOto, Rabu (14/10/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
di jalan.
"Memang secara kuantitas mobil pribadi lebih banyak, tapi kalau secara kualitas, polusi di angkutan umum lebih hebat, pelaksanaan KIR saja banyak celahnya, jangan jadikan stiker itu sebagai simbol saja dong," pungkasnya.
Pendapat serupa juga diutarakan oleh Ketua Umum Ford Community I Wayan Siu
Kumara. Dia berpendapat bahwa polusi angkutan umum saat ini lebih berefek
negatif dibanding dengan kendaraan pribadi karena itu, alangkah lebih bijak bila pemerintah menindak dulu angkutan-angkutan bandel tersebut.
"Kenapa selama ini kebijakan seperti itu selalu saja menekan pengguna pribadi, kenapa giliran angkutan umum selalu saja tidak tegas," keluh Wayan.
Namun secara prinsip mereka tidak menolak kebijakan tersebut karena memang
substansi kebijakan itu bersifat positif. Hanya implementasinya saja yang
dipertanyakan.
"Secara prinsip kita ga masalah, karena kita rutin uji emisi, tapi yang kita takutkan malah pelaksanaannya saja yang nanti tidak konsisten, jangan jadikan stiker ini sebagai alat untuk menakut-nakuti pengendara saja," ujar Wayan.
Bahkan Bagus bisa memprediksi kalau kebijakan ini tidak akan berjalan mulus.
Alasannya, ya kesiapan teknis itu tadi yang belum sempurna.
"Secara teknis mereka belum siap, paling besok (November) operasinya hanya shock therapy saja. Tapi untuk penindakan yang konsisten dengan peraturan, masih jauh," ujarnya.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah