Tidak hanya di kalangan para pengguna, namun ternyata juga menjangkiti semua distributor merek helm terkenal seperti Arai, Nolan, KBC, dan lain-lain.
"Sebenarnya sih kami sebagai pengusaha siap-siap saja menghadapi kebijakan Depperin ini namun ada beberapa hal yang harus kita bicarakan dengan mereka," ungkap Deputy Director PT. Central Sole Agency Willlianto Husada yang menjadi pemasok helm bermerk KBC dan Spark di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sangat memberatkan, bayangkan saja, berapa banyak uang yang harus kita persiapkan untuk itu," tutur Willianto.
Sebab lanjutnya untuk logo DOT ataupun Sneel saja produsen pusat KBC haruslah menyiapkan banyak dana, apalagi harus ditambah oleh SNI.
Dan kebijakan mengembos logo SNI di batok helm pun menurut Willianto nantinya akan dipertimbangkan oleh perusahaan pusatnya yang ada di Amerika.
Willianto pun mengakui bahwa kemungkinan biaya yang harus dikeluarkan untuk kemauan Depperin itu sangatlah besar dan pihak distributor hanya memiliki dua buah pilihan.
Pertama bila Depperin hanya ingin menguji kualitas helm impor tersebut dan tidak mengharuskan mengembos di batok belakang helm para distributor mengaku siap.
Namun bila Depperin mengharuskan mengembos logo tersebut kemungkinan akan banyak distributor yang akan mundur dari pasar Indonesia.
Karena selain akan berpengaruh di biaya yang akan dikeluarkan kebijakan inipun pastinya akan mempengaruhi harga jual sebuah helm.
Jadi hal tersebut akan sangat memberatkan dan akan membuat banyak distributor akan mundur dari pasar Indonesia.
"Kalau Depperin tetap ngotot mengharuskan para distributor mengembos logo SNI di batok belakang helm kemungkinan pengusaha banyak yang memilih pilihan kedua," ujarnya.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah