Pelajaran dari Kecelakaan Tunggal Tewaskan 3 Pemuda di Tol Cipularang

Pelajaran dari Kecelakaan Tunggal Tewaskan 3 Pemuda di Tol Cipularang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 24 Jun 2024 11:31 WIB
ilustrasi kecelakaan mobil dan truk, tabrakan
Foto: Ilustrasi: Andhika Akbaryansyah
Jakarta -

Kecelakaan maut lagi-lagi terjadi di Jalan Tol Cipularang. Mobil bernomor polisi B-2867-BYN mengalami kecelakaan tunggal di KM 76 Tol Cipularang, kemarin. Akibatnya, tiga penumpang tewas dan dua orang lainnya luka berat.

Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnain mengatakan kecelakaan diduga akibat sopir mobil itu dalam kondisi mengantuk. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, Minggu (23/6/2024).

"Kendaraan datang dari arah Bandung menuju Jakarta. Setiba di TKP, diduga pengemudi mengantuk sehingga menabrak median pembatas tol," ujar Edwar dikutip detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kendaraan posisi akhir normal (tidak terguling) melintang menghadap barat," sambungnya.

Edwar mengatakan dua korban meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara satu lainnya meninggal saat dirawat.

ADVERTISEMENT

Mengantuk memang menjadi salah satu penyebab terbesar kecelakaan. Untuk itu, belajar dari kejadian ini, menurut instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian, semua penumpang mobil harus memiliki peran masing-masing agar sopir tidak bekerja sendirian.

Misalnya, sopir hanya fokus berkendara. Penumpang depan membantu menjadi navigator, pengatur suhu kabin mobil dengan mengontrol panel AC, atau membantu memutar musik di sistem hiburan kendaraan. Kalau penumpang mau tidur, sebaiknya di bangku baris belakang. Penumpang belakang juga bisa turut men-support driver dengan menjadi penyedia makanan, misalnya.

"Jadi ketika ada penumpang atau lebih dari satu orang, risiko kelelahan bisa dimitigasi," kata Reza kepada detikOto, Senin (24/6/2024).

Selain itu, menurut Reza, kontur jalan dari Bandung ke Jakarta via tol juga kebanyakan menurun. Hal ini membuat pengemudi mudah mencapai kecepatan tertentu dan merasa kendaraan sangat mumpuni.

"Padahal jalan menurun dan akselerasi serta manuver kanan-kiri menimbulkan kelelahan. Kegiatan yang terus menerus dan monoton (pengereman, gas, olah kemudi) itu akan mempercepat kelelahan," sebut Reza.

Untuk itu, pengemudi sangat disarankan untuk beristirahat secara rutin. Setidaknya, setelah 2 jam mengemudi, pengendara harus berhenti untuk istirahat.

"Kalau memang bisa gantian mengemudi bisa lanjut tanpa henti. Tapi kalau hanya satu orang yang tadi, (perlu ada) co-driver, dan tiap 2 jam istirahat minimal 15 menit. (Istirahat) ngapain aja nggak apa-apa, konsepnya memotong pekerjaan monoton. Kalau ngantuk banget baru deh power nap," katanya.




(rgr/din)

Hide Ads