5 Mitos Pelumas Kendaraan, Mana yang Hoax?

5 Mitos Pelumas Kendaraan, Mana yang Hoax?

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 30 Agu 2018 09:06 WIB
5 Mitos Pelumas Kendaraan, Mana yang Hoax?
Pabrik pelumas Pertamina Lubricants Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Minyak pelumas atau yang lebih dikenal dengan oli mesin merupakan cairan yang digunakan untuk mengurangi gesekan atau keausan pada dua permukaan komponen mesin yang bergerak. Selain memperlancar gesekan mekanis untuk menggerakkan suatu mesin oli juga berfungsi sebagai pendingin dan penyekat.

Pertamina Lubricant mengklasifikasikan 3 fungsi utama pada pelumas yakni melumasi untuk meminimalisir gesekan dan keausan, pembersih untuk menambah umur mesin dan membersihkan kontaminan dan pendingin agar tidak terjadi korosi.

Sejumlah pemilik kendaraan tidak terlalu mengenali hal terkait pelumasan yang sangat krusial dalam menjaga performa kendaraan. Kurangnya pemahaman ilmiah pengendara menghasilkan mitos-mitos yang menyebabkan penyalahgunaan atau kesalahpahaman terhadap penggunaan oli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tech. Specialist Pertamina Lubricants Agung Prabowo mencoba untuk mengelaborasi mitos-mitos yang ada di jalanan dan muncul di antara pemilik kendaraan yang awam terhadap oli mesin.

Banyak yang bilang macet dapat menyebabkan turunnya kualitas oli. Sebenarnya kemacetan sendiri tidak memiliki pengaruh terhadap penuruan kualitas oli baik pada oli sintetik maupun bukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika mobil mengalamai overheat pada kemacetan dan hal itu bukan disebabkan oleh macet melainkan memang kualitas oli yang digunakan menyebabkan mesing lebih cepat overheat sehingga menurunkan kualitas oli.

"Mengganti oli lebih cepat tidak diwajibkan meski anda sering terjebak macet. Jika anda memilih oli yang tepat maka overheat tidak akan terjadi dan mobil anda akan lebih terawat tanpa harus mengeluarkan biaya lebih karena lebih sering mengganti oli," ujar Agung Prabowo.


Mitos satu ini sudah pasti sering Anda dengar dan membuat banyak pengendara mobil berpikir berkali-kali sebelum mengganti oli yang dipakai dengan merek lain. Lalu benarkah mitos ini?

Ternyata mitos ini setengah benar. Sering menggonta-ganti merek oli mesin kendaraan memang bisa menyebabkan kerusakan pada mesin, bila dilakukan dengan cara yang salah. Setiap merek oli memiliki formulasi dan senyawa yang berbeda-beda.

Percampuran antara senyawa yang berbeda ini dapat menimbulkan endapan dan berdampak buruk pada performa mesin kendaraan. Untuk menghindari dampak buruk ini, usahakanlah untuk melakukan flashing atau menguras mesin dari sisa-sisa oli lama yang tertinggal sebelum menggantinya dengan oli merek lain.

Untuk mitos satu ini beberapa pemilik kendaraan mungkin tidak menyadarinya. Kebanyakan orang memang menjadikan perubahan warna oli sebagai indikator waktu untuk mengganti oli kendaraan. Padahal, perubahan warna oli menjadi lebih pekat justru merupakan hal yang wajar.

Warna pekat pada oli sebenarnya adalah hasil kerja dari oli tersebut dari mengumpulkan partikel-partikel kecil dan mengikatnya agar tidak menjadi endapan. Hal ini sering ditemukan pada oli yang mengandung deterjen sebagai aditivenya. Tidak perlu khawatir, hal ini pun tidak akan menghalangi fungsi oli tersebut. Jadi perubahan warna oli tidak bisa menjadi patokan sebagai waktu yang tepat untuk mengganti oli mesin kendaraan anda.


Pernahkah Anda menggunakan atau tertarik untuk menggunakan oli mobil untuk sepeda motor Anda? Bila ini pernah dilakukan atau hendak Anda lakukan, sebaiknya hentikan sekarang juga.

Menggunakan oli mobil untuk pelumas sepeda motor Anda bukan merupakan pilihan oli mesin terbaik untuk motor Anda. Sayangnya, hal ini masih banyak dilakukan oleh pemilik motor di Indonesia. Entah darimana anggapan penggunaan oli mobil untuk motor berasal, yang pasti hal tersebut masih menjadi salah kaprah yang terjadi di masyarakat.

"Pada dasarnya, memang, oli mobil bisa digunakan pada sepeda motor karena memang sama-sama berfungsi untuk melumasi. Namun, efeknya akan sangat merugikan dan bisa merusak motor tersebut. Efek ini terjadi karena adanya perbedaan mesin pada mobil dan sepeda motor. Misalnya saja mesin sepeda motor memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dari mobil. Putaran pada mesin sepeda motor dapat menembus 10.000 rpm, sementara mesin mobil berada di bawahnya. Karena itulah, diperlukan formula yang berbeda pada oli atau pelumas yang digunakan," ujar Agung Prabowo.

Seperti yang sudah dibahas di atas, setiap oli memiliki karakter yang berbeda-beda. Oli motor sudah didesain secara khusus untuk menyesuaikan mesin sepeda motor dan oli mobil sudah disesuaikan pula untuk mengisi kinerja mobil. Sepeda motor, meski hanya memiliki satu silinder, ternyata karakter putaran mesinnya jauh lebih tinggi dibanding mobil. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan bahwa kinerja oli motor memang lebih berat dibanding oli mobil. Tidak hanya itu, oli motor juga harus mampu menahan lonjakan suhu yang tinggi karena sistem pendinginannya masih mengandalkan aliran udara. Oli motor juga masih harus melumasi kopling, mesin, hingga gearbox. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika banyak mengatakan bahwa kinerja oli motor lebih berat dibanding oli mobil. Oli motor pun harus selalu diganti setiap 3.000 km sekali, berbeda dengan jarak penggantian oli mobil yang lebih panjang, yakni 5.000 km.

Di sisi lain, kinerja oli pada mobil lebih ringan karena suhu lebih stabil dengan bantuan radiator. Oli mobil hanya bertugas untuk melumasi mesin saja sementara untuk komponen-komponen lain seperti gearbox misalnya dilumasi oleh oli khusus yang berbeda.



Pernahkah Anda menggunakan atau tertarik untuk menggunakan oli mobil diesel untuk mobil bensin Anda? Bila ini pernah dilakukan atau ingin anda lakukan, sebaiknya jangan.

Menggunakan oli mobil diesel untuk pelumas mobil bensin Anda bukan merupakan pilihan oli mesin terbaik untuk mobil Anda. Sayangnya, hal ini masih banyak dilakukan oleh pemilik mobil di Indonesia. Entah darimana anggapan penggunaan oli mobil untuk mobil bensin atau bahkan motor berasal, yang pasti hal tersebut masih menjadi salah kaprah yang terjadi di masyarakat.

Bahan bakar mesin diesel berbeda dengan mobil bensin atau motor, jelas sekali dari pembuatan bensin lebih dahulu di dapatkan dibandingkan solar. Nilai residu sulfur akan lebih banyak di solar, dan salah satu musuh oli adalah sulfur. Oleh karena itu itu oli mesin diesel additive oil untuk TBN, Detergent & Dispersan lebih banyak. Jika dipakai di mobil bensin atau motor, memang lebih bersih dimesin, tetapi keausan mesin akan lebih cepat karena tingkat cleanliness lebih tinggi oil diesel karena TBN yang lebih tinggi.

Bagaimana otolovers? Masih percaya dengan mitos tadi? Semoga informasi ini bisa meningkatkan pengetahuan anda dan bermanfaat untuk anda dalam memelihara kendaraan.


Hide Ads