Suhu Panas Rawan Emosi, Pengendara Mobil Mohon Mengalah Dahulu Sama Pemotor

Suhu Panas Rawan Emosi, Pengendara Mobil Mohon Mengalah Dahulu Sama Pemotor

Rafly Adli - detikOto
Jumat, 09 Jun 2023 16:53 WIB
Para pengendara dari arah Pejompongan maupun Permata Hijau terjebak kemacetan di Jl Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Ilustrasi kemacetan Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Berkendara di bawah terik matahari memang sudah menjadi hal lumrah bagi warga ibu kota dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, terlebih pengendara motor. Contohnya pada hari ini Jumat (9/6/2023), tercatat suhu ibu kota Jakarta mencapai 33 derajat celcius.

Hal tersebut yang membuat pengendara, khususnya pemotor ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuan. Terlebih suhu panas yang menyengat kerapmembuat emosi pengguna jalan tak terbendung.

Disebutkan oleh Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana saat berkendara di kala suhu udara sedang tinggi, pengendara diharapkan bisa lebih mengontrol emosinya. Ini dikarenakan saat berkendara di bawah teriknya matahari, para pengendara mudah sekali untuk meluapkan kekesalannya kepada pengguna jalan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, Sony menghimbau para pengendara mobil untuk bisa lebih mengalah kepada pengguna motor, karena berkendara menggunakan mobil jelas lebih nyaman daripada harus panas-panasan menggunakan motor.

Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di KH Abdullah Syafei, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023).Ilustrasi saat Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di KH Abdullah Syafei, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023). Foto: Agung Pambudhy

"Saat cuaca panas, pengendara mobil mungkin lebih nyaman karena rata-rata ber AC. Jadi atur kecepatan dan jarak untuk memberi ruang prioritas bagi pengendara motor," ujar Sony kepada detikOto, Jumat (9/6/2023).

ADVERTISEMENT

Tetapi di sisi lain, Sony juga meminta pengendara motor untuk tetap lebih tenang dan sabar dalam berkendara, ini diperlukan akan kesan berkendara tetap aman dan nyaman.

"Tapi pengendara motor juga harus lebih sabar. Karena banyak pengendara motor yang tancap gas untuk segera tiba, sehingga biasanya lupa atau malas ngerem ketika ada rintangan. Akhirnya ini menimbulkan potensi besar akan terjadinya tabrak belakang atau nyerempet," jelas Sony.

Walaupun pengendara mobil diminta untuk lebih mengalah, Sony tetap menegaskan bahwa seluruh pengguna jalan baik motor maupun mobil harus bisa mengontrol emosinya ketika sedang berkendara.

"Jadi penting bagi keduanya untuk mengatur waktu perjalanan dan jangan ragu berhenti ketika memang sudah letih. Biasakan untuk kontrol emosi supaya berkendara lebih relax," terangnya.




(lth/din)

Hide Ads