Sering Gonta-ganti Bensin Motor, Ini Efek Buruknya

Sering Gonta-ganti Bensin Motor, Ini Efek Buruknya

Muhammad Hafizh Gemilang - detikOto
Sabtu, 01 Jan 2022 16:50 WIB
Wacana penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite kian santer, meski belum diketahui pasti kapan hal itu terjadi. Tapi, tahu nggak sih kapan Pertalite itu ada? Selasa, (28/12/2021).
Gonta-ganti jenis bensin motor tidak disarankan dilakukan (Grandyos Zafna/detikOto)
Jakarta -

Kebiasaan gonta-ganti bensin ternyata bukan hal yang baik dan dapat membuat performa sepeda motor justru tak optimal.

Dilansir dari laman Pertamina Fuels, mesin motor memiliki nilai kompresi dan memerlukan bensin yang sesuai untuk dapat bekerja secara baik.

"Tiap mesin kendaraan motor memiliki nilai kompresi yang berbeda. Sehingga, semakin sering Anda mengganti bahan bakar untuk motor, maka mesin kendaraan Anda akan semakin sering melakukan penyesuaian kompresi," tulis Pertamina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Pertamina, tiap jenis bahan bakar terdiri dari susunan yang sama di atas rantai hidrokarbon. Sehingga, sebaiknya pemilik kendaraan perlu mengisi jenis bahan bakar secara konsisten.

Dampak dari menggonta-ganti bensin motor ini, menurut Pertamina adalah tarikan motor menjadi loyo, mesin mudah rusak, dan bahkan menjadi sulit untuk menyalakan mesinnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai contoh, jika sebelumnya motor menggunakan bensin RON 92 dari merek A, maka disarankan untuk tetap menggunakan bensin RON yang sama dari merek tersebut.

Masyarakat memiliki pilihan bahan bakar baru untuk kendaraannya. Shell merilis bahan bakar Reguler yang memiliki harga paling murah, Rp 8.400 per liter.Sering Gonta-ganti Bensin Motor, Ini Efek Buruknya Foto: Istimewa/Shell Indonesia

"Anda disarankan untuk menghabiskan bahan bakar yang sudah terlebih dahulu diisi baru mulai beralih mengisi bahan bakar lain. Kemudian, untuk hasil optimal, gunakan kendaraan motor Anda selama 5 hari (minimal) terlebih dahulu," tulis Pertamina.

Di sisi lain, Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri menjelaskan timing ignition dan kompresi bisa menentukan cocok tidaknya BBM. Lebih lanjut, jenis BBM sudah direkomendasikan pabrikan yang menyesuaikan bensin yang tersedia di pasar serta standar emisi.

"Sepeda motor itu tahun 2003 Euro 2, tahun 2013 itu Euro 3. Walaupun Euro 3 dan Euro 4 tetap minimum oktannya 91. Harusnya karena sudah ada penyesuaian dua kali sepeda motor ya, mestinya nanti dengan Pertamax harusnya lebih bagus, kan," ujar Tri saat dihubungi detikcom, Kamis (28/12/2021).

Jadi sangat disarankan kita memakai satu jenis BBM saja yang sesuai dengan kebutuhan motor. Jangan gonta-ganti bensin di antara Premium, Pertalite, Pertama, Pertamax Plus, dan yang lainnya. Termasuk berganti dari satu merek ke merek lainnya, misalnya dari Pertamina ke Shell atau sebaiknya.




(mhg/din)

Hide Ads