Konvoi sepeda motor yang tidak teratur, kerap bikin kesemrawutan di jalan raya. Oleh sebab itu, perlu standarisasi tata cara berkendara sepeda motor secara berkelompok. Ketua MPR RI yang juga menjabat pembina Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengatakan bikers yang melakukan konvoi perlu tahu, kapan saatnya menarik gas dan kapan saatnya menjaga jarak.
IMI sebagai induk organisasi otomotif di Indonesia dan fasilitator juga regulator kegiatan otomotif di Indonesia meliputi bidang Olah Raga dan Mobilitas, berinisiatif membuat standarisasi pelaksanaan kegiatan mobilitas.
Standarisasi ini memasukkan unsur adaptasi terhadap kondisi new normal akibat pandemi virus Corona (COVID-19) yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Standarisasi pertama yang diterbitkan IMI adalah 'BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pembuatan standarisasi tata cara berkendara sepeda motor berkelompok ini IMI menugaskan Tim Mobilitas untuk menghasilkan standarisasi dalam bentuk buku dan video panduan. Pembuatan video panduan ini menjadi istimewa karena akan menjadi panduan standarisasi yang pertama diterbitkan di Indonesia.
Tidak hanya itu, panduan ini juga dikatakan menjadi yang pertama diterbitkan di dunia setelah 13 tahun. Panduan berkendara berkelompok terakhir dibuat oleh bikers Amerika Serikat pada 2007.
Tim Mobilitas IMI dipimpin Ahmad Syahroni dan Sekretaris Joel D. Mastana. Sebagai tenaga pembantu, ada para penggiat otomotif senior seperti M. Riyanto (IMI Pusat), Ipung Poernomo (IMI Pusat), Wijaya Kusuma (IMI Pusat), dan KBP Mohammad Tora (Korlantas Polri).
Selain itu ada nama Ahmad Yani, ATD MT (Kementerian Perhubungan RI), Harry Kumoro, Gunadi, Yudi Kusuma, dan Tedi Kurniawan. Sedangkan pembuatan panduan 'Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok' ditugaskan kepada 16 bikers yang dipilih dari berbagai klub motor di Indonesia.
"Tujuan pembuatan standarisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya komunitas atau klub sepeda motor, dan pengguna jalan raya umumnya," jelas Ketua Umum IMI, Sadikin Aksa.
Pembina IMI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan dukungannya atas terbentuknya Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok.
"Di Indonesia tercatat ada lebih dari 2.800 kecelakaan dan lebih dari 548.000 pelanggaran lalu lintas. Dari trennya, pemilik kendaraan roda dua di Indonesia ini sudah hampir melampaui 120 juta pengguna, dan pertumbuhannya luar biasa yaitu 9% sedangkan pertumbuhan jalan hanya 1,9%," kata Bamsoet, dalam keterangan resminya.
Bamsoet menambahkan jika jalanan di Indonesia dikuasai oleh pengguna roda dua, dengan angka sekitar 87,3% dan sisanya pengguna kendaraan lain. Oleh karena itu IMI perlu membuat standarisasi berkendara sepeda motor secara berkelompok yang aman.
"Saya mengapresiasi IMI yang menginisiasi ini, agar ke depannya nanti berkendara berkelompok harus tahu tekniknya. Mungkin kita paham dalam mengendarai sepeda motor, tapi dalam berkelompok kita harus tahu kapan tarik gas, kapan menjaga jarak, karena ini sebuah tim, maka harus seirama. Jadi memang banyak hal yang harus dipahami dalam berkendara berkelompok," sambung Bamsoet.
Pembuatan panduan 'BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok' dilakukan pada tanggal 19 - 21 September 2020. Kegiatan ini diawali dengan pelatihan teori selama dua hari untuk seluruh bikers Tim Mobilitas.
Panduan dibuat dengan mengutus 16 bikers terpilih untuk melaksanakan touring secara berkelompok dengan mengambil rute Cikarang - Cirebon - Bandung - Jakarta. Dikatakan juga jika kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada Protokol Kesehatan seperti sering mencuci tangan, selalu menggunakan masker dan jaga jarak dengan orang lain. Setiap peserta adalah anggota IMI, yang tepat sebelum keberangkatan melakukan rapid test dan mengantungi surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Mobil Jepang Mulai Banting Harga, Produsen China Santai