Pakai Ban Tubeless, Motor Belum Tentu Aman 100% dari Ranjau Paku

Pakai Ban Tubeless, Motor Belum Tentu Aman 100% dari Ranjau Paku

Luthfi Anshori, Muhammad Idris - detikOto
Sabtu, 30 Mar 2019 19:30 WIB
Ranjau Paku Foto: Dok. Rohim Saber
Jakarta - Pabrikan motor saat ini kebanyakan sudah membekali produknya dengan ban jenis tubeless. Dibandingkan ban tipe tube biasa, ban tubeless punya sedikit keunggulan, karena ban ini tidak langsung bocor jika tertusuk benda tajam.

Meski demikian, lambat laun ban tubeless di motor juga akan bocor dengan sendirinya jika terus dibiarkan. Seperti dikutip dari laman suzuki.co.id, pemakaian ban tubeless tidak 100% menjamin aman dari ranjau paku.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk paku yang berukuran kecil, mungkin bisa diatasi dengan mengandalkan cairan anti bocor. Tapi jika, paku atau benda tajam tersebut punya ukuran besar, ban bisa langsung bocor dan satu - satunya cara mengatasinya adalah, dengan menambalnya langsung.

Umumnya cara mengetahui kebocoran ban bisa dilakukan dengan menggunakan sabun atau dengan merendam ban di dalam air. Jika ada gelembung yang keluar, ban tersebut dipastikan bocor.

Tapi jika paku sudah tertancap cukup dalam, biasanya akan sulit ditemukan. Caranya bisa dengan sedikit mengorek bagian yang bocor, kemudian cungkil paku tersebut pakai tang buaya atau tang capit.



Oleh sebab itu, meskipun sudah menggunakan ban tubeless, detikers tetap harus waspada terhadap ranjau paku. Jika memungkinkan, bawa alat tambal khusus untuk ban tubeless di dalam bagasi motor. Alat ini sekarang sudah banyak di jual di pasaran dengan harganya terjangkau.

Sementara itu Pegiat Komunitas Sapu Bersih (Saber), Rohim bin Sarman, mengungkapkan oknum penyebar paku berbeda dengan tambal ban biasa. Mereka biasanya enggan menambal ban, melainkan lebih suka melayani penggantian ban.

"Kalau oknum penyebar paku biasanya maunya diganti ban, enggak mau nambal. Karena untung dari jualan ban dalam baru lebih gede. Ban murah abal-abal harganya Rp 15.000, dia jual Rp 40.000-50.000," ucap Rohim kepada detikcom.

"Bahkan anggota teman ojek online pernah digetok harganya Rp 60.000 di Gatsu (Gatot Subroto). Mereka harganya nembak," sambungnya.

Dia menyarankan, untuk berjaga-jaga, dirinya lebih menyarankan bikers membawa sendiri ban dalam di jok jika sewaktu-waktu harga penggantian ban digetok oknum.

"Mau aman disarankan bawa ban dalam sendiri. Paling harga masang ban dalam Rp 10.000, atau paling mahal dipasangin Rp 20.000. Nah kalau ada tambal ban enggak mau tambal, enggak mau masang ban sendiri, biasanya itu oknumnya," timpal Rohim yang sudah 7 tahun lebih rutin menyisir jalanan dari ranjau paku ini.


(ddn/ddn)

Hide Ads