"Dari aspek bahan, jaket turing harus memakai kain yang ringan, seperti cordura atau sipatex," ujar Yana Rusdiana, dari komunitas Honda StreetFire Club Bandung, kepada detikOto.
Tak hanya ringan, bahan jaket tersebut juga harus mempunyai fitur water reppelent yang bisa menahan air hujan ringan. "Dan untuk lapisan dalamnya, pakai jenis puring atau mesh supaya sirkulasi udara lancar," lanjut pria yang pernah turing sampai Pulau Pahawang, Lampung, ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena dipakai terus sepanjang perjalanan, jaket juga mesti dilengkapi cukup ventilasi. "Ventilasi wajib ada di bagian depan dan belakang jaket, agar udara mengalir lancar," lanjut Yana.
Yang juga penting, jaket harus bisa menyesuaikan badan penggunanya alias fit. "Maka itu harus ada velcro adjuster-nya. Setelan ini ada di pergelangan tangan, lengan, dan pinggang. Jadi jaket bisa ngepas di badan pengguna," katanya lagi.
![]() |
Jaket khusus untuk touring biasanya juga dilengkapi banyak kantung penyimpanan. "Di kantung luar biasanya ada dua di depan, dan satu kantung besar di belakang. Kantung besar di belakang bisa untuk menyimpan sarung tangan hingga jas hujan. Sementara kantung di dalam jaket biasanya lebih banyak lagi, bisa untuk menyimpan gadget dan power bank," pungkasnya.
Nah, yang enggak kalah penting, jaket khusus turing juga harus punya cukup protector. Khususnya di bagian bahu, lengan, dan punggung. Fungsinya untuk melindungi bagian tubuh ketika terjadi benturan.
Sama seperti jaket harian, jaket turing juga harus dilengkapi reflektor yang bisa memantulkan cahaya di malam hari. Tujuannya supaya pengendara di sekitar bisa menyadari keberadaan kita, sehingga terhindar dari kecelakaan. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah