Pelajaran Penting dari Kecelakaan Maut di Tol Bawen yang Tewaskan 5 Orang

Tim detikcom - detikOto
Sabtu, 24 Sep 2022 14:06 WIB
Foto: Kondisi minibus yang kecelakaan di Tol Bawen-Ungaran, Sabtu (24/9/2022). (dok. Polda Jateng)
Jakarta -

Kecelakaan maut melibatkan truk dan sebuah mobil minibus di Tol Bawen-Ungaran KM 438.500 B, tadi pagi. Diduga penyebabnya karena sopir mengantuk. Ini pelajaran pentingnya.

"Diduga karena pengemudi Elf mengantuk. Sehingga menabrak truk yang berjalan di jalur lambat dan searah di depannya," ujar Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes M Iqbal Alqudussy, dalam keterangannya, seperti dikutip detikJateng, Sabtu (24/9/2022).

Polisi mengungkap minibus sempat terseret sejauh 2 kilometer dengan posisi di belakang truk yang tengah membawa muatan kayu tersebut. "Minibus menabrak truk Fuso yang berjalan di jalur lambat dan searah di depannya dan sempat terseret sejauh 2 kilometer," terang Iqbal.

Iqbal menyebut sopir truk baru menyadari ada minibus terseret usai diberi tahu pengendara lain. "Kemudian kedua kendaraan bermotor berhenti di bahu jalan setelah sopir truk mendapatkan informasi dari pengendara lain bahwa ada kendaraan yang menabrak truk Fuso yang sedang membawa kayu tersebut," ujarnya.

Dari peristiwa ini, ada pelajaran penting yang bisa diambil agar tak terulang kejadian serupa. Untuk menghindari kecelakaan maut, peran sopir dan penumpang sangat penting.

Menurut praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengantuk saat berkendara disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang tidur, lelah, terlalu lama duduk mengemudi, bosan akibat highway hypnosis, hingga faktor usia.

"Yang paling paham kemampuan, kekurangan dari tubuh kita adalah diri sendiri. Ngantuk tidak tiba-tiba menghinggap, tapi ada tanda-tanda sebelumnya. Pegal, mata perih, persepsi jarak mulai ngaco, pandangan buram sampai dengan kecepatan melambat," kata Sony kepada detikcom.

Jika sudah mengalami tanda-tanda itu, kata Sony, jangan berspekulasi, segera cari rest area terdekat untuk beristirahat. Berhenti sejenak untuk keluar kabin, melancarkan darah dan oksigen dengan rangsangan stretching ringan.

"Jangan pernah anggap remeh ngantuk saat mengemudi. Karena hal tersebut sama dengan mengemudi dengan mata tertutup. Kecelakaan sudah menunggu di depan," sebutnya.

Selain itu, peran penumpang juga sangat penting. Kata Sony, penumpang jangan percaya 100% kepada pengemudi. Harusnya penumpang berperan mengawasi kinerja pengemudi.

"Penumpang harus waspada. Tidak boleh merasa nyaman dan jangan pernah percaya (100%) dengan pengemudi," ujar Sony.

Sony menyarankan, penumpang sebaiknya selalu memposisikan duduk di tempat yang bisa melihat mata pengemudi dari kaca spion. Pantau terus kondisi pengemudi. Jika ada tanda-tanda mengantuk, segera ingatkan pengemudi untuk beristirahat, jangan tunggu terjadi kecelakaan.

"Ketika dirasa mulai berkurang durasi kedipannya maka waspada untuk segera menyuruh untuk berhenti. Biasanya (tanda-tanda sopir mengantuk) mencari-cari kesibukan, menggerak-gerakkan pundaknya, kucek-kucek mata, garuk-garuk kepala, melakukan pengulangan aktivitas," sebutnya.

Saksikan Juga Video Viral: Aksi Fans One Piece, Bagi-bagi Nasi Gratis




(rgr/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork