Yakin Pertalite Sekarang Lebih Boros? Sudah Coba Teknik Ini Belum?

Yakin Pertalite Sekarang Lebih Boros? Sudah Coba Teknik Ini Belum?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 23 Sep 2022 15:16 WIB
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, akan melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, secara terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Foto: Konsumsi BBM Pertalite disebut lebih boros. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)


Menurut Hariadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi teknik eco driving. Pertama pengemudi, kedua kondisi mobil, dan ketiga kondisi lingkungan.

Setidaknya ada empat cara untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar. Empat cara ini dipercaya bisa membuat konsumsi BBM lebih hemat. Berikut ulasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Waktu, rute, dan tujuan perjalanan

Agar lebih maksimal dalam efisiensi bahan bakar, pengendara perlu menghitung estimasi waktu berkendara dengan memperhatikan rute perjalanan agar dapat menghindari kemacetan. Jika sudah terjebak kemacetan, mobil akan sering melakukan stop and go yang mengakibatkan boros bahan bakar. Namun selain menghindari kemacetan, dalam menghitung estimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih jika menghadapi kejadian tidak terduga di perjalanan.

ADVERTISEMENT

2. Cara mengemudi

Sebisa mungkin hindari mengemudi secara agresif karena dapat memicu penggunaan bahan bakar yang boros. Dalam mengemudi dengan teknik Eco Driving, untuk mencapai putaran maksimum pengemudi harus menekan pedal gas secara perlahan dan segera pindah ke posisi gigi percepatan yang lebih tinggi.

Idealnya, pengemudi dapat menjaga putaran mesin di angka 2.000-3.000 rpm. Kalau melakukan perpindahan gigi melebihi angka tersebut putaran mesin menjadi terlalu tinggi dan penggunaan bahan bakar akan jauh lebih boros.

Ketika melewati jalan menanjak, manfaatkan momentum akselerasi, dan saat menurun gunakan engine brake. Akselerasi tinggi dalam mengemudi hanya akan menyebabkan konsumsi bahan bakar secara berlebihan. Begitu pula ketika hendak mengerem, pengemudi harus memperhitungkan jarak pengereman sekitar 3 detik dengan menekan pedal rem secara halus dan memanfaatkan engine brake untuk pengereman. Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 kilometer per jam untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar.

3. Penggunaan bahan bakar, ban dan AC mobil yang sesuai

Penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi konsumsi BBM mobil. Pemilik mobil diasarankan untuk menggunakan bahan bakar yan sesuai anjuran, yaitu bahan bakar tanpa timbal (unleaded fuel). Bahan bakar tanpa timbal akan meminimalisir polusi dari gas buang kendaraan, sehingga menjadi lebih ramah untuk lingkungan sekitar. Buka buku manual pemilik kendaraan untuk menentukan bahan bakar yang sesuai dengan anjuran pabrikan.

Pemilihan ban mobil juga merupakan faktor yang penting dalam mendukung teknik Eco Driving. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan ban bertipe hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah. Selain itu, ban dengan tekanan angin yang kurang dapat memperlambat roda bergulir sehingga membutuhkan tenaga ke poros roda lebih besar.

Selain bahan bakar dan ban mobil, penggunaan AC juga menjadi salah satu faktor borosnya bahan bakar. Hindari menggunakan AC dengan suhu terlalu dingin. Gunakan suhu ideal ruang kabin sekitar 20-23 derajat celcius.

4. Perawatan kendaraan

Perawatan berkala pun diperlukan agar kondisi mobil tetap prima. Lakukan perawatan berkala untuk menjaga performa mesin dan komponen-komponennya.


(rgr/lth)

Hide Ads