Jakarta -
Viral di media sosial pengakuan pengendara yang menyatakan Pertalite sekarang bikin konsumsi bahan bakar kendaraan jadi lebih boros setelah naik harga. Kabar ini ditepis Pertamina.
Pertamina mengatakan spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite masih sesuai dengan aturan dan tidak berubah. Pertamina menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi dan melalui pengawasan kualitas yang ketat. Sedangkan produk BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat.
"Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal)," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting dalam keterangan tertulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar itu, apakah kamu sudah menerapkan teknik berkendara yang benar? Coba deh lakukan teknik berkendara eco driving. Cara ini dipercaya membuat konsumsi bahan bakar kendaraan lebih irit ketimbang teknik berkendara agresif.
Eco driving merupakan cara mengemudi dengan tujuan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar agar lebih efisien serta berperan mengurangi risiko kecelakaan. Eco Driving dinilai mampu menghemat waktu dan biaya, aman, serta ramah lingkungan.
Menurut Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), selain untuk efisiensi bahan bakar, teknik Eco Driving juga merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang usia pakai kendaraan karena kinerjanya tidak dipaksakan.
"Pemanfaatan teknik Eco Driving dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar sehingga mengurangi tingkat polusi dan lebih ramah lingkungan. Gaya dan teknik yang diterapkan pun sudah terbukti dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya. Untuk itu, penerapan teknik eco driving ini disarankan untuk dapat memaksimalkan fungsi kendaraan serta menjaga keamanan dan kenyamanan pengemudi," kata Hariadi.
Lalu, bagaimana cara berkendara eco driving yang benar? Simak halaman berikutnya ya.
Menurut Hariadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi teknik eco driving. Pertama pengemudi, kedua kondisi mobil, dan ketiga kondisi lingkungan.
Setidaknya ada empat cara untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar. Empat cara ini dipercaya bisa membuat konsumsi BBM lebih hemat. Berikut ulasannya.
1. Waktu, rute, dan tujuan perjalanan
Agar lebih maksimal dalam efisiensi bahan bakar, pengendara perlu menghitung estimasi waktu berkendara dengan memperhatikan rute perjalanan agar dapat menghindari kemacetan. Jika sudah terjebak kemacetan, mobil akan sering melakukan stop and go yang mengakibatkan boros bahan bakar. Namun selain menghindari kemacetan, dalam menghitung estimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih jika menghadapi kejadian tidak terduga di perjalanan.
2. Cara mengemudi
Sebisa mungkin hindari mengemudi secara agresif karena dapat memicu penggunaan bahan bakar yang boros. Dalam mengemudi dengan teknik Eco Driving, untuk mencapai putaran maksimum pengemudi harus menekan pedal gas secara perlahan dan segera pindah ke posisi gigi percepatan yang lebih tinggi.
Idealnya, pengemudi dapat menjaga putaran mesin di angka 2.000-3.000 rpm. Kalau melakukan perpindahan gigi melebihi angka tersebut putaran mesin menjadi terlalu tinggi dan penggunaan bahan bakar akan jauh lebih boros.
Ketika melewati jalan menanjak, manfaatkan momentum akselerasi, dan saat menurun gunakan engine brake. Akselerasi tinggi dalam mengemudi hanya akan menyebabkan konsumsi bahan bakar secara berlebihan. Begitu pula ketika hendak mengerem, pengemudi harus memperhitungkan jarak pengereman sekitar 3 detik dengan menekan pedal rem secara halus dan memanfaatkan engine brake untuk pengereman. Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 kilometer per jam untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar.
3. Penggunaan bahan bakar, ban dan AC mobil yang sesuai
Penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi konsumsi BBM mobil. Pemilik mobil diasarankan untuk menggunakan bahan bakar yan sesuai anjuran, yaitu bahan bakar tanpa timbal (unleaded fuel). Bahan bakar tanpa timbal akan meminimalisir polusi dari gas buang kendaraan, sehingga menjadi lebih ramah untuk lingkungan sekitar. Buka buku manual pemilik kendaraan untuk menentukan bahan bakar yang sesuai dengan anjuran pabrikan.
Pemilihan ban mobil juga merupakan faktor yang penting dalam mendukung teknik Eco Driving. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan ban bertipe hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah. Selain itu, ban dengan tekanan angin yang kurang dapat memperlambat roda bergulir sehingga membutuhkan tenaga ke poros roda lebih besar.
Selain bahan bakar dan ban mobil, penggunaan AC juga menjadi salah satu faktor borosnya bahan bakar. Hindari menggunakan AC dengan suhu terlalu dingin. Gunakan suhu ideal ruang kabin sekitar 20-23 derajat celcius.
4. Perawatan kendaraan
Perawatan berkala pun diperlukan agar kondisi mobil tetap prima. Lakukan perawatan berkala untuk menjaga performa mesin dan komponen-komponennya.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?