LCGC 'Dicekokin' Pertalite, Awas Bikin Kantong Jebol

LCGC 'Dicekokin' Pertalite, Awas Bikin Kantong Jebol

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 01 Jul 2022 20:35 WIB
Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, akan melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Pertalite dan Solar, secara terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Efek jika LCGC dipaksa tenggak Pertalite (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta -

Pertamina akan membatasi pembelian Pertalite dan Solar Subsidi. Mobil-mobil tertentu dilarang beli Pertalite. Sementara LCGC, dari pabrikan sudah melarang penggunaan BBM di bawah RON 92.

Anjuran LCGC untuk mengkonsumsi BBM dengan oktan minimal 92 itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) nomor 36 tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah. Dalam pasal 4 butir 6 disebutkan bahwa mobil LCGC menggunakan penandaan informasi penggunaan bahan bakar dengan tingkat paling rendah octane number 92 untuk bensin atau cetane number 51 untuk diesel yang dicantumkan pada penutup tangki bahan bakar bagian dalam dan pojok bawah kaca belakang.

Imbauan untuk mobil LCGC menggunakan BBM oktan minimal 92 juga tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi tinggi nomor 29/IUBIT/PER/9/2014. Tercantum dalam BAB III A Perihal Penandaan, butir 4 aturan bahan bakar LCGC disebutkan bahwa:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi penggunaan bahan bakar sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a sebagai berikut:

- Untuk kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api berbunyi 'gunakan bahan bakar minimal Octane Number 92, dan

ADVERTISEMENT

- Untuk kendaraan bermotor dengan motor bakar nyala kompresi berbunyi 'gunakan bahan bakar minimal Cetane Number (CN) 51.

Sebab, sejak kelahirannya LCGC dibuat untuk mendukung lingkungan yang lebih bersih. Jika menggunakan BBM yang tidak sesuai rekomendasi, maka tujuan utama untuk mendukung lingkungan lebih bersih tidak akan tercapai.

Didi Ahadi, Head Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengatakan, karena didesain untuk menenggak RON 92 ke atas, akan ada efek jangka pendek dan jangka panjang jika LCGC mengonsumsi Pertalite.

"Mohon maaf, LCGC kan kita peruntukkan pakai RON 92 ya, namun kan kita nggak bisa memonitor customer pakainya apa. Yang dikeluhkan (jika menggunakan BBM di bawah RON 92) adalah ngelitik," kata Didi kepada detikcom belum lama ini.

Ketika ngelitik, biasanya di ruang bakar akan menumpuk kerak karbon. Kerak karbon akan menumpuk dengan cepat jika LCGC menggunakan BBM di bawah RON 92. Untuk mengatasinya, tentunya perlu biaya tambahan agar mobil tak ngelitik lagi.

"Kalau ngelitik ya sudah pasti harus dibersihkan. Kalau masih bisa diselamatkan mungkin bisa menggunakan chamber cleaner. Tapi kalau sudah parah ya mungkin harus turun separuh mesin, top head atau bagian atas doang yang dibersihkan. Katup-katup dan permukaan di piston yang paling bermasalah yang pernah kita lihat," ujar Didi.

LCGC Toyota Agya sendiri memiliki rasio kompresi mesin 11,1:1. Sementara Toyota Calya rasio kompresi mesinnya 11,5:1. Spesifikasi mesin dengan rentang rasio kompresi 10 sampai 11 harusnya menggunakan BBM dengan RON minimal 92 sekelas Pertamax. Sementara Pertalite hanya untuk kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga 10:1.

"Pasti emisi gas buang akan lebih buruk secara kualitas (jika LCGC pakai Pertalite). Performa juga akan turun. Yang tadinya bisa spontan ngegas, sekarang agak lemot. Karena memang titik bakarnya beda," jelasnya.




(rgr/din)

Hide Ads