Penipuan Modus Korban Tabrak Lari: Jangan Kalah Gertak Kalau Jadi Korban

Penipuan Modus Korban Tabrak Lari: Jangan Kalah Gertak Kalau Jadi Korban

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Minggu, 30 Jan 2022 07:05 WIB
Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan layar)
Foto: Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan layar)
Jakarta -

Tengah ramai peristiwa seorang pria mengaku jadi korban tabrak lari yang diduga cuma jadi modus penipuan. Apa yang harus kita lakukan jika terjebak dalam situasi seperti itu?

Dilansir dari detikNews, kejadian penipuan bermodus tabrak lari itu terjadi di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Diketahui ada seorang pria berpura-pura kakinya terlindas mobil dan menuntut pertanggungjawaban dari pengendara mobil tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kasat Reskrim Polres Jaktim AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan jika kejadian itu merupakan modus tabrak lari. Kini polisi tengah menyelidiki kasus pemerasan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang harus dilakukan jika kita tengah membawa mobil dan terjebak dalam situasi seperti itu?

Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kita sebagai pengendara mobil. Satu hal yang pertama harus dilakukan adalah jangan panik dan cobalah berhenti di tempat ramai.

View this post on Instagram

A post shared by Mobilgue (@mobilgue)

Pengendara mobil juga harus mengantisipasi jika pelaku penipuan bermodus tabrak lari itu bekerja secara berkelompok.

"Paling penting jangan panik, segera berhenti di titik yang ramai untuk menarik perhatian banyak orang agar membuat pelaku itu takut. Jangan menuruti tempat sesukanya dia, karena mereka bisa saja berkelompok dan jangan melawan karena hanya menimbulkan masalah baru, tetap berusaha ngotot dan pastikan ada orang orang yang menjadi saksi," tutur Jusri.

Jusri menjelaskan, mengeluarkan suara yang keras dan berani ngotot bisa mengganggu psikis pelaku. Semakin pelaku merasa tertekan, hal itu mempengaruhi gestur badan hingga volume suara.

"Sebaliknya, orang yang merasa dituduh jika melakukan tindakan kejahatan itu pasti akan berteriak dan marah. Hal itu dapat membuat kaget si pelaku tersebut dan dapat menarik masyarakat di sekitar, sehingga mereka tahu siapa yang benar dan salah," pungkasnya.

[Lanjut Halaman Berikutnya: Langkah Antisipasi Jadi Korban Penipuan dan Kejahatan di Jalan]

Simak Video 'Viral Modus Pura-pura Jadi Korban Tabrak Lari di Jaktim':

[Gambas:Video 20detik]



Tentunya, tindakan pemerasan dan kriminal seperti di atas tadi bisa terjadi di mana saja dan kapan saja bahkan tanpa pandang bulu. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh pengendara untuk menghindari kejadian itu?

"Dari kejadian tersebut kita harus punya upaya preventif. Pertama, kita harus memilih rute perjalanan yang aman dan menjauhi rute yang rawan tindakan kriminal. Paling penting, hindari sejumlah titik yang banyak lampu merah karena di situ rawan sekali kriminalitas," kata Jusri saat dihubungi detikOto, Sabtu (29/1/2022).

Lebih lanjut, Jusri mengingatkan juga agar pengendara sebisa mungkin menghindari rute perjalanan yang terlalu sepi. Soalnya, jalur yang sepi itu sangat rawan sekali terjadi kejahatan yang dapat mengancam nyawa.

Apabila memang terpaksa melewati jalur yang sepi dan rawan kriminalitas, perhatikan juga waktu yang tepat untuk melintasi jalur itu. Usahakan juga untuk tidak membawa barang-barang mewah yang menarik mata, tapi jika memang terpaksa simpan barang tersebut sebaik mungkin.

"Pelaku kriminal juga kadang melihat titik lemah seorang pengendara, tapi ada juga pelaku yang menyasar korbannya secara acak. Jadi paling penting kita harus waspada," jelasnya.

(din/din)

Hide Ads