Di masa pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Tapi, di tengah kesulitan akhir-akhir ini, terkadang seseorang membutuhkan kendaraan untuk berbagai kebutuhan seperti menjalankan usaha. Pilihan membeli mobil secara kredit tak masalah.
Tapi saat ingin kredit mobil jangan asal membeli saja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar cicilan kendaraan tidak memberatkan ke depannya.
Perencana keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, memberikan tips jika ingin mengambil cicilan mobil. Utamanya adalah pastikan mengambil cicilan mobil sesuai dengan pemasukan per bulan.
Cara mengukur besaran cicilan per bulan yang ideal adalah dengan mengetahui debt service ratio (DSR). DSR menunjukkan total cicilan utang yang kita miliki berbanding pemasukan bulanan, tidak hanya cicilan mobil, melainkan juga cicilan kartu kredit, dan kredit lainnya bila ada.
Untuk menghitung DSR, lakukan perbandingan dari jumlah total cicilan dengan pemasukan bulanan. Bila besaran cicilan mobil dan utang-utang lainnya masih di bawah 35% dari penghasilan, maka jumlah cicilan itu masih wajar. Tapi jika berlebih, tandanya sudah terlalu besar.
Jika terlalu besar, kamu harus mengatur ulang pembayaran utang. Caranya, bisa dengan melakukan perpanjangan tenor pinjaman atau dengan melunasi utang-utang lain di luar kredit mobil yang berbunga besar.
Setelah mengetahui apakah cicilan untuk kredit mobil terlalu besar atau tidak, yang perlu diperhatikan juga adalah kamu harus menyediakan dana cadangan untuk mobil. Saat memiliki mobil, ada beberapa pengeluaran tahunan yang harus dikeluarkan, seperti biaya ganti oli, servis ringan, servis besar, premi asuransi mobil hingga pajak mobil tahunan.
"Alangkah baiknya bagi Anda untuk menghitung segala pengeluaran untuk kebutuhan mobil itu dan menjumlahkannya. Setelah itu, mulailah menabung setiap bulan untuk memenuhi dana tersebut," sarannya.
Memiliki dana cadangan (sinking fund) bertujuan agar kamu tidak menggunakan dana darurat untuk setiap kebutuhan mobil. Jadi, dana darurat akan lebih ditujukan untuk pengeluaran yang bersifat mendadak seperti mengganti ban yang kempis di jalan, ganti aki mobil yang sudah habis masa pakai, atau membayar OR (own risk) asuransi mobil.
Pemilik mobil disarankan untuk menabung setidaknya 1% sampai 5% dari pemasukan per bulan untuk dana cadangan mobil. Simpan saja dana tersebut di tabungan agar tetap likuid.
Selain itu, jangan lupakan premi asuransi kendaraan. Dengan membayar premi asuransi, mobil akan terjamin dari risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Asuransi mobil terdiri dari all risk dan total loss only (TLO). All risk akan menanggung apapun risiko yang terjadi, termasuk lecet di bagian bodi asal sesuai dengan aturan yang berlaku. Sedangkan TLO menanggung biaya pertanggungan ketika mobil Anda hilang, atau mengalami kerusakan total hingga mencapai 70% dari harga mobil.
Bagi yang membeli mobil secara kredit, umumnya kendaraan sudah memiliki asuransi. Mungkin kamu juga perlu perluasan perlindungan asuransi agar terhindar dari risiko kerusakan seperti dalam kerusuhan mobil mengalami penyok, spion patah, kaca pecah, dan lainnya.
Jenis-jenis perluasan jaminan asuransi:
- Kerusuhan, huru-hara
- Angin topan, badai, banjir & tanah longsor
- Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi
- Tanggung jawab hukum pihak ketiga.
Simak Video "Beli Mobil Listrik Kian Mudah, Bisa DP Ringan Hingga Kredit Panjang"
(rgr/din)