Mobil BMW lansiran tahun 90 sampai 2000-an, biasanya hadir dengan harga bekas yang menarik. Bahkan dengan banderol Rp 40 Jutaan, kalian bisa punya mobil bekas dengan kemewahan serta nama besar pabrikan Jerman satu ini. Namun, bagaimana memilih mobil BMW bekas?
Salah satu pedagang mobil bekas spesialis BMW, Ilham Siregar membagikan tipsnya. Pria yang merupakan pemilik dari dealer Bimmerhaus ini, mengatakan bahwa perlu ketelitian sebelum meminang BMW bekas.
"Beli BMW bekas ini, kita perlu cek banget kondisinya. Kalau sampai kelewat, bisa-bisa malah kita dapat BMW yang pe-er," ujar Ilham kepada detikOto.
Menurutnya, tiap-tiap BMW bekas punya penyakit khas masing-masing. Namun, cara aling gampang untuk melihat sebuah BMW bekas layak untuk dibeli adalah dari kesehatan mesinnya.
"Pas kita ketemuan dan melihat BMW nya, coba minta izin untuk dinyalakan dan diamkan selama kurang lebih 30 menit. BMW yang sehat, tidak akan menunjukkan gejala," ujar Ilham.
"Kalau baru nyala 30 menit aja, temperature mesin naik dan keliatan kalau tutup radiator-nya sedikit terangkat, bisa jadi ada masalah pada radiatornya. Mobil kayak gini, berpotensi gampang over heat," lanjutnya.
Selain radiator, menurut Ilham hal yang juga perlu diperhatikan adalah ECU dari BMW ini. Menurutnya, bagian ini sedikit rumit untuk identifikasi oleh awam.
"Coba cek injak gasnya dalam-dalam, terus injak berkali-kali, dari situ sedikt-banyak bisa ketahuan. Kalau ECU-nya sudah error atau rusak, biasanya rasio perbandingan bensin yang masuk ke ruang bakar tidak stabil. Jadi ketika di gas, mobil ini akan terasa tidak normal," paparnya.
Namun Ilham menekankan bahwa untuk mengenali kerusakan ECU ini perlu ketelitian dan pengalaman terhadap BMW.
"Paling mudah sih ya ajak orang yang pengalaman atau setidaknya ngerti soal BMW, jadi kita paham mobil yang mau kita beli kondisinya seperti apa," lanjut Ilham.
Khusus untuk BMW yang sudah lebih modern, menurutnya ada bagian lain yang perlu dipastikan kesehatannya.
"Kalau BMW modern, beberapa pakai transmisi mechatronic. Nah ini kalau udah rusak sih harus siapin budget minimal Rp 30 Jutaan lah untuk beli part copotannya," papar Ilham.
Menurutnya, BMW yang paling rawan mengalami kerusakan mechatronic adalah BMW E90.
"Kalau saya, biasanya BMW yang pakai mechatronic itu saya coba untuk bawa dan jajal agak kencang. Terus coba juga di semua posisi transmisinya. Biasanya kalau rusak ada rasa kurang normal dan bisa sampai muncul error pada instrumen klusternya," ujar Ilham.
Tiga hal ini menurutnya yang paling rawan ketika berbicara soal BMW bekas untuk dipakai harian. Ilham mengatakan bahwa untuk urusan eksterior, interior sampai kaki-kaki, masih lebih gampang untuk diperbaiki.
"Sebenarnya perawatan BMW ini asal sehat, tidak akan mahal. Tapi kalau udah sampai rusak beberapa bagian dari mesinnya, baru jadi masalah besar," paparnya.
Dari pengalaman Ilham, menurutnya beberapa calon pembeli memilih membeli mobilnya langsung ke dealer mobil bekas spesialis BMW untuk mendapat rasa lebih aman dan nyaman.
"Kalau kayak kita di Bimmerhaus kan, udah pasti mobil yang datang melalui QC (Quality Control), jadi kita juga ga mungkin jual mobil yang nggak layak pakai atau rusak. Ke kitanya malah jadi kerjaan lagi kalau jual mobil rusak," ujarnya.
Simak Video "Tips Anti Ketipu Beli Mobil Bekas Ala Inspector Mobil"
(mhg/din)