Kecelakaan maut kembali terjadi. Kemarin, kecelakaan maut melibatkan sebuah bus yang terperosok masuk ke jurang.
Kecelakaan maut itu terjadi di area perkebunan di Wado, Kabupaten Sumedang. Diketahui terdapat korban dalam kecelakaan tersebut. Puluhan orang tewas karena kecelakaan tersebut.
Kecelakaan maut yang melibatkan bus ini seakan sering terjadi. Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, dari beberapa kejadian serupa, rata-rata kecelakaan bus diakibatkan oleh rem blong. Peristiwa ini bisa diantisipasi jika pengemudi memahami dasar mengemudi, bahwa keselamatan adalah tanggung jawab nomor satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar tidak terulang kejadian serupa, Sony menekankan ada tiga hal yang harus diperhatikan. Apa saja?
1. Perawatan bus
Menurut Sony, untuk mencegah kecelakaan maut perawatan bus harus diperhatikan. Banyak kecelakaan maut yang terjadi karena bus kurang terawat seperti rem blong dan sebagainya.
"Terutama sektor rem. Karena sebagai tumpuan untuk mengurangi kecepatan dan kerjanya sangat berat. Tidak hanya membawa beban badan yang berat, tapi jumlah muatannya," kata Sony kepada detikcom, Kamis (11/3/2021).
![]() |
"Jangan ragu untuk mengambil sikap tegas apabila ada yang ganjil, bau sangit, rem keras, minyak rem berkurang dan lain-lain. Segera berhenti untuk diperiksa," sambungnya.
2. Rute Perjalanan
Pengemudi juga harus memahami medan yang ditempuhnya. Ketika melalui jalan yang bergelombang atau naik-turun di pegunungan, bikin strategi mengemudi yang optimal.
"Hindari (hanya) mengandalkan rem terutama di turunan, manfaatkan engine brake/exhaused brake dan jaga jarak aman. Gunakan rem service (rem kaki) sesekali ketika meluncur," saran Sony.
3. Pentingnya peran pengemudi
Sony menuturkan, tidak semua bus operasional dan kelengkapannya sama. Peran pengemudi seperti jam terbang, skill, dan mindset keamanan dalam menggabungkan dirinya dengan kondisi bus sangat penting untuk mencegah kecelakaan maut.
"Biasakan melakukan safety induction seperti di pesawat. Pastikan semua mengikuti aturan dan duduk menggunakan safety belt. Hindari suasana riuh di dalam kabin, karena suasana nyaman/gembira dan lain-lain bisa terbawa kepada kurangnya daya pengemudi dalam mengantisipasi kondisi darurat. Sensitif lah terhadap hal yang ganjil, jangan mengambil risiko, karena manusia punya keterbatasan kemampuan jadi hanya akal sehat yang bisa meminimalkan resiko tersebut," jelas Sony.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini