Mobil iring-iringan kepresidenan menerobos banjir di Kalimantan Selatan. Toyota Land Cruiser yang ditumpangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerobos banjir saat melewati wilayah Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Mobil Jokowi yang dikendarai Paspampres ini tentunya sudah dilakukan perhitungan matang sebelum menerobos banjir. Ditegaskan, setelah menerobos banjir Toyota Land Cruiser Jokowi tidak bermasalah dan aman.
Namun, pengendara lain tidak disarankan untuk ikut menerobos banjir seperti yang dilakukan mobil Jokowi. Sebab, risikonya besar jika mobil menerobos banjir. Kantong bisa jebol jika mobil menerobos banjir dan rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Head Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, risiko terbesar mobil menerobos banjir adalah water hammer. Kondisi ini adalah ketika air masuk ke ruang bakar dan membuat mesin jebol.
"Karena air kan nggak bisa dikompresi. Pada saat piston naik dan dipaksa, sehingga bengkok setang piston/conrod-nya. Awalnya bengkok dulu. Lama kelamaan jadi patah. Kalau mau lihat, misalnya dibuka head-nya itu pada saat TMA (titik mati atas) turun beberapa mili. Biasanya kalau water hammer tingginya beda, seharusnya rata dengan permukaan silinder, ini agak turun. Karena bengkok berarti dia nggak sampai posisi maksimal di atas. Paling nggak 1 mm-2mm ada bedanya," jelas Didi saat dihubungi detikOto, Selasa (19/1/2021).
Water hammer mungkin tidak langsung membuat mesin jebol. Ada kondisi mobil mengalami water hammer beberapa waktu setelah menerobos banjir. Gejala awalnya adalah mesin terasa kasar.
"Awalnya mesin kasar. Banyak kejadian dia banjirnya kapan, tiba-tiba jebolnya sekarang, bisa kejadian. Awalnya mesinnya kasar, karena dipaksa lama-lama mesinnya jebol," ujar Didi.
Yang terjadi jika mesin dipaksa saat mengalami water hammer adalah mesin jebol, blok silinder pecah. Penyebabnya, karena setang piston bengkok, patahan setang piston itu menonjok dinding silinder sehingga silinder mesin pecah.
"Itu olinya pasti ke mana-mana, udah nggak bisa jalan lah," ucap Didi.
Kalau sudah seperti itu, perbaikannya tentunya tak murah. Mobil harus turun mesin dan perlu diganti mesin baru jika ingin tetap dipakai. Selain mahal, perbaikannya pun membutuhkan waktu lama.
"Karena ganti blok silinder. Kan harus ketok nomor tuh. Prosesnya agak lama karena harus izin polisi segala macam, nggak sembarangan orang bisa ukir nomor mesin," sebut Didi.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah