Isu tersebut muncul kembali ketika MK yang memutuskan menolak gugatan terhadap Pasal 106 (1) dikaitkan dengan penggunaan GPS pada Handphone. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Road Safety Association (RSA) menanggapi keputusan MK tersebut.
"Pertama, yang perlu dipahami, RSA sebagai LSM Keselamatan Berkendara memiliki pendirian yang jelas terhadap aturan yang berlaku, yaitu mematuhinya, kemudian, RSA memiliki konsep keselamatan berkendara yang sederhana, yaitu, segitiga RSA (Rules, Skills, and Attitude) yang mencakup Patuh terhadap aturan, mengenali ketrampilan berkendara, dan memiliki etika dalam berkendara, yang wajib dipahami secara komprehensif," tulis RSA dalam pernyataan resminya yang diterima detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut kami, keputusan MK sudah sesuai dengan koridornya, karena sudah jelas dalam penjelasan UU No. 106 (1), dan MK pasti akan mengkaji dari sisi aturan yang berlaku, di mana payung hukumnya jelas, dan telah disahkan oleh pemerintah, hanya saja, sebagai pihak yang memiliki konsep segitiga RSA, kami rasa pendekatan dari hal GPS pada handphone ini harus diperbaharui," sambungnya.
Menurut RSA, GPS merupakan sebuah arus teknologi yang tidak dapat dibendung. RSA menilai keputusan MK terasa tidak berimbang di masyarakat.
"Dari hal tersebut, kami seringkali meminta kepada para pemangku kebijakan untuk dapat berdiskusi santai mencari solusi di tengah maraknya masalah ini," ucap RSA.
Katanya, penting untuk pengendara mengenal dan memahami fungsi instrumen di kendaraan. Ada beberapa instrumen di kendaraan yang memiliki fungsi hampir sama dengan GPS, contohnya spion. "GPS dapat diperlakukan sebagai spion, yang hanya dilirik, bukan dilihat," katanya.
Namun tentu saja, RSA menyadari bahwa pengoperasian GPS saat berkendara sangat dilarang. Misalnya mengoperasikan GPS dengan melakukan perubahan rute, menggunakan fitur lain di GPS atau bahkan melakukan penggunaan aplikasi lain di handphone tersebut. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah