Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, selama puasa pola istirahat seorang itu berubah. Begitu juga pola asupan makanan dan nutrisi yang mungkin tidak ideal.
"Karena di bulan puasa ini, setelah kita buka puasa biasanya kita tarawih, sebelumnya hanya isya saja. Kemudian setelah tarawih mungkin ibadah lain misalnya ngaji dan lain-lain. Kemudian pola waktu sahur orang di Indonesia beda-beda. Ada yang sahur jam 1 kemudian tidur lagi. Ada lagi yang mendekati subuh sebelum imsak, sehingga yang namanya jam tidur berubah, dan menjadi tidak ideal," kata Jusri kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jusri, mudik itu angka kecelakaannya tinggi. Fakta lainnya, saat bulan puasa orang-orang jadi mudah emosi.
"Karena kualitas istirahat berkurang, asupan nutrisi tidak ideal, sehingga orang gampang sekali terpancing emosi. Jadi kita harus menyikapinya dengan pahami bahwa kita berkendara di area publik, gampang memicu emosi. Perlu disadari bahwa kita akan mudah emosi, orang lain akan mudah emosi, kita gampang ngantuk atau lengah, orang lain akan gampang lengah, kita bisa terancam dan orang lain juga bisa terancam. Jadi berpikir lah empati. Di sini harus berpikir empati jauh sebelum mengendarai kendaraan. Dengan demikian, mudah-mudahan kita bisa mengontrol emosi, mengontrol konsentrasi, mengontrol naluri antisipasi kita," ucap Jusri. (rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru