Rumah baca ini dirintis oleh seorang pahlawan lokal Rudy Hartono sejak awal 2015. Rudy mengatakan gagasan awal berdirinya Rumah Baca ini dari orang-orang yang ingin membangun Rumah Baca tetapi belum terealisasikan.
"Nah saya berpikir gimana agar terealisasikan," ujarnya saat ditemui Minggu (13/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya posting, terus ada kawan-kawan yang perduli untuk memberi bantuan buku ini, dan sampai sekarang sudah mencapai 900 eksemplar ditambah 300 buku pinjaman dari Perpustakaan Daerah," ungkap Rudy.
Lanjut Rudy mengatakan bahwa anak-anak di Desa Labuan Ratu Sembilan ini minim pendidikan, sehingga Rudy berharap Rumah Baca Pelangi ini akan membawa perubahan. "Ga ada kegiatan dari SMP (Sekolah Menengah Atas) sudah main, tapi bukan seumurannya, saya maunya dengan adanya rumah baca ini anak-anak tuh berkegiatan dis ini dan mendapatkan manfaat dari sini," ucapnya
"Berharap juga agar lebih maju lagi dan tempatnya lebih layak, karena perpustakaan buku hanya tempat membaca buku, tapi lebih manfaat ke pembaca itu sendiri. Dan pengennya saya ini rumah baca ini menjadi wadah kegiatan dari anak-anak atau ibu-ibu yang ada di Desa Labuhan Ratu Sembilan," tambah Rudy.
Rudy tidak sendiri berjuang untuk Rumah Baca Pelangi ini, tapi ada juga mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura dan Taiwan, Tuti Setiawati, warga Tridatu, Raja Basa Lama, Lampung Timur, yang ikut membantu Rudy, dengan mengajar Bahasa Inggris setiap Sabtu dan Minggu.
"Awalnya saya melihat motivasi, keinginan yang besar dari anak-anak di desa ini, karena kan ini sebagai desa penyangga, ada turis masuk jadi mereka pengen sekali menyapa pake Bahasa Inggris, jadi buat anak-anak pengen banget orang asing masuk kesini dan menyapa. Sekedar menyapa aja seneng banget, gimana caranya ngomong, menyapa. Intinya komunikasi mau berkominikasi dengan turis," tutur Tuti.
Di Rumah Baca Pelangi ini, warga desa bisa membaca buku-buku yang ada, dari pukul 06.00 - 18.00 WIB. "Setiap hari. Dan anak-anak yang ada kebanyakan sekolah. Sabtu Minggu ada les Bahasa Inggris. Per hari bisa 10 orang anak-anak dan ibu-ibu," kata Rudy.
Terenyuh dengan kegiatan di Rumah Baca Pelangi, Datsun pun menyumbangkan dana sekitar Rp 5 juta. Bantuan dana tersebut akan digunakan untuk buku dan peralatan penunjang perpustakaan.
"Jadi setiap perjalanan kita bukan hanya untuk mengeksplor kebudayaan dan kearifan lokal, serta menguji keandalan Datsun, namun juga berbagi sesuatu, dan saat ini kita berbagi sesuatu berupa dana bantuan, di Rumah Baca Pelangi ini, yang mudah-mudahan dapat bermanfaat ke depannya," ujar Public Relation Datsun Indonesia Jagad Sidhayodha.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar