Barra yang menduduki jabatan COO dan CEO di General Motors Co tahun ini sebelumnya diberitakan akan dibayar sebesar US$ 4,4 juta atau sekitar Rp 53 miliar dalam bentuk tunai dan kompensasi saham.
Namun ternyata, menurut General Motors, jumlah itu tidak termasuk apa yang akan dia terima di bawah rencana kompensasi jangka panjang perusahaan yang totalnya mencapai US$ 10 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kinerja perseroan pada akhirnya akan menentukan berapa banyak dia dibayar," kata Chairman GM Tim Solso di Reuters.
Bila mendapat US$ 14,4 juta, maka pendapatan Barra dikatakan akan lebih besar dibanding CEO sebelumnya, Dan Akerson yang belum lama ini mengundurkan diri.
Hal itu tidak mudah. Sebab kini, Barra tengah menghadapi tantangan besar di Amerika Serikat dimana keuntungan GM ada di bawah Ford. Ini sesuatu yang jarang terjadi.
Di belahan dunia lain, tepatnya di Eropa GM harus menghadapi kenyataan kalau Opel rugi miliaran dolar. Di tangan Barra, GM kini harus meningkatkan keuntungan mereka.
Mary sendiri walau seorang wanita ternyata punya kehidupan yang tidak jauh dari dunia otomotif. Ayahnya, adalah seorang teknisi pencetakan bodi mobil di GM. Dia juga kadang diajak si ayah berkeliling ke showroom untuk melihat model-model Pontiac terbaru.
Wanita yang berasal dari Waterford, Michigan ini mulai masuk ke GM saat dia mengikuti kuliah di General Motors Institute. Dia kemudian masuk ke Universitas Stanford atas biaya dari GM. Setelah itu dia langsung bekerja di GM menjadi staf manufaktur dan kemudian menjabat sebagai staf senior.
Mary Barra mulai terlihat perannya setelah di 2011 dia dipilih sebagai Wakil Presiden untuk Pengembangan Produk Global. Di bawah kepemimpinannya ketika masih di pengembangan produk, GM meluncurkan mobil-mobil truk pikap dan Chevrolet Impala, mobil yang mendapatkan rating tinggi dari majalah konsumen berpengaruh di Amerika Consumer Reports.
Dia juga pernah memimpin divisi sumber daya manusia setelah GM mengajukan kebangkrutan pada 2009 lalu. Salah satu kebijakan yang dikenang karyawan GM saat itu adalah soal pakaian yang harus dikenakan pekerja. Barra menghapuskan aturan sebanyak 10 halaman soal dress code. Dia juga memangkas birokrasi yang ribet di GM.
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru