Di masa transisi menuju era new normal, masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali. Setelah beberapa bulan lalu beraktivitas dari rumah saja, kini mobilitas mulai menunjukkan kondisi hampir normal.
Saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang cukup ketat beberapa bulan lalu, ojek online (ojol) dan taksi online sepi orderan. Ojek online hanya mengandalkan pemasukan dari layanan mengantar makanan atau barang saat itu.
Kini, ojek online sudah bisa mengangkut penumpang lagi. Dalam masa transisi, ojek online boleh digunakan untuk membonceng penumpang. Tapi, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, belum banyak masyarakat yang berani menggunakan transportasi online itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini masyarakat masih belum confident untuk bertransportasi menggunakan ojol dan ASK (angkutan sewa khusus/taksi online). Tetapi untuk layanan antar barang dan makanan permintaannya cukup tinggi, yang bisa menjadi opportunity agar bisnis ini tetap eksis di masa pandemi ini," kata Budi seperti tertulis dalam siaran persnya.
Untuk itu, pengemudi ojol dan taksi online harus mematuhi protokol kesehatan dalam berkendara di masa adaptasi kebiasaan baru. Hal itu perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kembali menggunakan transportasi online di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir.
Menhub menjelaskan, aturan pengendalian transportasi yang dibuat di masa pandemi COVID-19 ini bukan untuk membuat susah para pengemudi. Tapi justru ini adalah upaya Pemerintah agar kegiatan mereka tetap berjalan dengan syarat-syarat protokol kesehatan yang harus dipenuhi.
"Saat ini kesehatan sebagai panglima, karena kita harus mengutamakan kesehatan bagi penumpang maupun pengemudi dari penularan COVID-19. Pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan, menjaga kebersihan kendaraan menjadi keharusan untuk dilakukan," ujarnya.
Menhub mengajak para pengemudi ojol dan ASK agar tetap semangat dalam bekerja di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Menhub juga meminta kepada aplikator agar mengoptimalkan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)-nya untuk bisa berbagi dan membantu mitra-mitra pengemudinya.
"Kita semua berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Untuk itu, saat ini dibutuhkan kerja sama yang erat dan sama-sama mencari solusi yang terbaik agar transportasi ini bisa tetap eksis melayani masyarakat," pungkasnya.
(rgr/riar)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah