Strategi Baru Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi

Strategi Baru Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi

Rizki Pratama - detikOto
Minggu, 31 Mei 2020 14:18 WIB
Aliansi Renault Nissan Mitsubishi
Strategi baru aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Foto: Renault
Jakarta -

Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi tak lepas dari krisis ekonomi yang datang akibat virus Corona. Selain berjuang menghadapi situasi berat ini, aliansi itu juga tengah menghadapi berbagai masalah internal sebelum pandemi ini menyerang.

Oleh karena itu strategi baru perlu dipersiapkan untuk mempertahankan eksistensi mereka di industri otomotif. Nissan selain menutup fasilitas pabriknya di Indonesia masih punya rencana baik di masa depan.

Salah satu andalan Nissan adalah mobil Z generasi berikutnya dengan ciri khas 240 Z. Generasi terbaru Nissan seri Z bakal ditawarkan dalam bentuk Retro bergaya Coupe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu rencana keseluruhan masing-masing merek akan mendapatkan fokus pemasaran yang berbeda tiap wilayahnya. Mitsubishi akan memperkuat fokusnya di pasar Asia Tenggara yang sudah dipegang cukup kuat sampai saat ini.

Rencana ini bukan berarti aliansi lain tidak ikut berbisnis di pasar tersebut. Mereka mengusung skema Leader-Folloer di mana satu merek menjadi pemimpin pengembangan suatu model sedangkan aliansi lain dapat ikut menggunakan platform yang sama, seperti contoh produk Mitsubishi Xpander dikembangkan Nissan menjadi Livina.

ADVERTISEMENT

Strategi ini menimbulkan spekulasi Mitsubishi akan meninggalkan pasar Eropa di mana memang bukan kawasan kekuasaan merek berlogo tiga berlian itu. Sepanjung tahun 2020 ini kontribusi pasar Eropa terhadap total penjualan Mitsubishi hanya 1,1 persen.

Meski begitu, CEO Mitsubishi Motors Takao Kato mengatakan bahwa meninggalkan Eropa belum masuk rencananya saat ini. "Kami masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk memperbaiki arah masa depan kami di Eropa," ujarnya.

Selain itu, peran Mitsubishi dalam aliansi ini adalah memimpin pengembangan mobil bertenaga listrik. Hal ini dikatakan berkat keberhasilan Outlander PHEV di Eropa. Padahal Nissan Leaf juga tak kalah mentereng namanya di pasar Amerika Serikat.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga menjadi agenda aliansi tersebut. Renault dan Nissan sudah mengumumkan ada puluhan ribu tenaga kerjanya akan dirumahkan untuk mengimbangi neraca keuangan mereka.




(rip/lth)

Hide Ads