Bus AKAP Mulai Beroperasi Lagi, Bukan Untung Malah Buntung

Bus AKAP Mulai Beroperasi Lagi, Bukan Untung Malah Buntung

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 13 Mei 2020 18:56 WIB
Bus Sumber Alam yang dilelang untuk melawan virus Corona
)PO BUs Sumber Alam (tangkapan layar Youtube Sumber Alam
Jakarta -

Bus antar kota antar provinsi (AKAP) memang sudah diperbolehkan beroperasi kembali meski larangan mudik masih diterapkan, sesuai Surat Edaran Dirjen Perhubungan Darat bernomor No SE.9/AJ.201/DRJD/2020. Meski demikian para pengusaha bus menyatakan belum mengalami peningkatan pendapatan, bahkan kerugian masih terus menyelimuti setiap PO Bus di Indonesia.

"Peningkatan pendapatan? Tidak ada peningkatan pendapatan, karena memang tidak ada penumpangnya," ujar Owner PO Bus Sumber Alam, Anthony Steven Hambali kepada detik.com.

Anthony juga menjelaskan meski PO Sumber Alam mengalami kerugian bukan berarti tidak melayani penumpang. Bahkan meski penumpang hanya ada dua orang, PO Sumber Alam masih akan tetap melayani hingga tempat tujuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu penumpang berangkat? Ini tergantung dari kebijakan PO Bus nya, tapi kemarin hari Senin kami masih melayani dari Jakarta menuju Yogyakarta hanya berisikan dua orang penumpang. Kami berangangkatkan juga, ya hasilnya merugi dan tidak menutup ongkos operasional, meski harga tiket sudah melebihi harga tiket saat lebaran," cerita Anthony.

"Sebenarnya kami tidak tega untuk memberikan harga tiket segitu, tapi mau bagaimana lagi ini karena Corona kami hanya diperbolehkan mengangkut 50 persen dari total penumpang. Ini saja, kami masih belum bisa menutupi operasional kami," Anthony menambahkan.

ADVERTISEMENT

Meski harga tiket tinggi, lanjut Anthony. Bukan menjadi penghalang konsumen untuk memilih bus ke kampung halaman. Namun akibat persyaratan yang ditentukan pemerintah membuat konsumen enggan menggunakan bus AKAP.

"Tiket pada hari normal itu mencapai Rp 150 ribu untuk kelas AC-Toilet, pada saat lebaran harga tiket itu di angka Rp 300 ribu. Tapi sekarang ini kita jual di angka Rp 500 ribu, karena sejak PSBB maksimal kami membawa penumpang hanya 50 persen dari kapasitas bus dan ini juga belum bisa menutupi operasional kami," kata Anthony.

"Karena penumpang banyak tapi tidak memenuhi syarat yang diminta, seperti surat bebas COVID-19 dan surat sehat dari RS atau instansi yang berwenang, hasil test Rapid test yang menunjukkan hasilnya negatif," tambah Anthony.

Anthony juga mengatakan ketidakjelasan aturan di lapangan membuat penumpang memilih kendaraan moda lain agar bisa sampai ke kampung halaman. Salah satunya menggunakan jasa angkutan umum ilegal yang belum terdaftar pemerintah.

"Harusnya jika ada kalimat 'atau' seperti pada aturan yang mengharuskan membawa surat sehat dari RS atau instansi yang berwenang, penumpang bisa membawa salah satunya saja. Namun nyatanya di lapangan masih banyak petugas yang meminta keduanya. Artinya semakin sulit PO Bus untuk mendapatkan penumpang," tutup Anthony.




(lth/din)

Hide Ads