Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan larangan mudik di tengah pandemi virus Corona. Jokowi mengumumkan larangan mudik pada Senin (21/4/2020), sementara penerapan larangan mudik baru efektif per 24 April 2020.
Pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, sebelumnya mewanti-wanti lonjakan pemudik dalam rentang waktu setelah pengumuman larangan mudik pada 21 April sampai sebelum penerapan larangan mudik pada 24 April.
"Dalam tiga hari menjelang larangan mudik 24 April 2020, perlu diwaspadai mudik awal (eksodus besar-besaran), bisa menggunakan angkutan umum atau angkutan sewa berpelat hitam," kata Djoko dalam keterangan resmi yang diterima detikOto, Rabu (22/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Direktur Operasi Jasa Marga, Subakti Syukur mengungkapkan tidak ada peningkatan lalu lintas karena curi start mudik.
"Nggak juga. Nggak ada. Kayaknya mereka sudah sadar, karena orang udah takut keluar," kata Subakti kepada detikOto, Kamis (23/4/2020).
"Kita hitung itu lalu lintasnya pada saat kita sebut normal COVID dibanding normal tanpa COVID itu kan sudah turun 50%. Nah pada saat ada larangan (mudik) ini yang sudah turun 50% tadi tinggal sekitar 10-15%," sambungnya.
Ia memperkirakan, selama ada larangan mudik, lalu lintas di tol Jasa Marga akan turun drastis. Tol Jasa Marga yang biasanya diramaikan 16 ribu sampai 18 ribu kendaraan akan menurun menjadi 8.000 sampai 10.000 kendaraan.
"Yang kelihatan agak banyak itu malah kendaraan-kendaraan besar (kendaraan logistik), tapi ya kendaraan besar kan nggak ada masalah kalau logistik. Mungkin mereka mau ngebut mau puasa," katanya.
Padahal, pada musim mudik, biasanya puncak arus lalu lintas di tol Jasa Marga cukup tinggi. Tahun kemarin saja menurut Subakti bisa mencapai lebih dari 130.000 kendaraan.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!