Ojol Bisa Angkut Barang, Angkutan Umum Lain Tak Punya Peluang

Ojol Bisa Angkut Barang, Angkutan Umum Lain Tak Punya Peluang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 15 Apr 2020 10:45 WIB
Bajaj gas
Tak cuma ojol, angkutan umum lain juga sepi orderan. Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Saat pandemi virus Corona (COVID-19) menyerang, banyak sektor ekonomi yang terpukul. Tak cuma driver ojek online (ojol), banyak pula profesi yang bergantung pada pendapatan harian yang terdampak pandemi COVID-19.

Pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan pemerintah atau BUMN sebaiknya dapat bertindak adil terhadap seluruh profesi angkutan umum. Seperti diketahui, pengemudi ojol kini mendapat keistimewaan berupa cashback bensin. Djoko menyayangkan pemberian cashback itu tidak berlaku adil untuk semua angkutan umum.

"Angkutan roda tiga seperti bajaj sebagai salah satu moda angkutan umum beroperasi di Jakarta sudah tidak diperhatikan keberadaannya. Sudah wilayah operasinya dibatasi, tambah semakin terpuruk di saat ojek daring (ojol) muncul dengan wilayah operasi tanpa batas. Angkutan bajaj dibiarkan beroperasi tanpa perlindungan, meski sebagai angkutan umum yang legal," sebut Djoko dalam pernyataannya yang diterima detikOto, Rabu (15/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini sektor angkutan umum memang terpengaruh, ditambah diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah membuat angkutan umum sepi penumpang.

"Pengemudi ojek daring masih punya peluang mendapatkan penghasilan dengan membawa barang. Sementara pengemudi angkutan umum lainnya tertutup peluang itu. Karena mobilitas orang berkurang dan moda yang digunakan dibatasi jumlah penumpangnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Kementerian Pertanian juga menggandeng perusahaan aplikator transportasi daring untuk pembelian sembako via daring. Di samping itu, perusahaan transportasi daring dapat banyak sekali funding, Beda halnya dengan perusahaan-perusahaan transportasi lainnya harus berupaya mandiri," sebut Djoko.




(rgr/din)

Hide Ads