Sekolah Mengemudi Kehilangan Ratusan Juta Akibat Pandemi Corona

Sekolah Mengemudi Kehilangan Ratusan Juta Akibat Pandemi Corona

M Luthfi Andika - detikOto
Jumat, 03 Apr 2020 16:16 WIB
Sekolah Mengemudi
Sekolah mengemudi kehilangan ratusan juta rupiah karena pandemi corona (Luthfi Anshori/detikOto)
Jakarta -

Pandemi virus corona bisa mengancam usaha sekolah mengemudi. Bahkan jika dihitung-hitung, sekolah mengemudi kehilangan pemasukan hingga ratusan juta rupiah.

Seperti yang disampaikan Direktur Operasional Sekolah mengemudi Ar-rahman, Rizki Hardiansyah kepada detik.com. Rizki menjelaskan corona membuat bisnis sekolah mengemudi jadi lesu.

"Virus corona memang sangat mengkhawatirkan. Kerugian nominal tidak bisa dipastikan. Tapi biasanya pendapatan dari 29 outlet kami, kalau dihitung per bulan ada pemasukan mungkin sekitar Rp 400 juta. Ini dari seluruh cabang, kalau ditutup seperti sekarang, kita tidak dapat," kata Rizki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih saat pandemi virus corona saat ini, lanjut Rizki. Banyak siswa enggan belajar kendaraan, dan memilih untuk menunggu pandemi corona berlalu.

ADVERTISEMENT

"Saat ini banyak siswa yang masih enggan belajar mobil dan rata-rata mereka tahan (untuk tidak belajar mengemudi terlebih dahulu-Red) karena corona. Karena di Jakarta paling banyak terkena efek corona. Tapi kita memahami situasi dan kondisi saat ini, dan konsumen pun tidak usah khawatir mengenai uang pendaftaran yang sudah di diberikan. Uang mereka tidak hangus (hilang-Red), kapan mereka siap untuk belajar berkendara, akan kita ajari," ucap Rizki.

Ilustrasi Sekolah MengemudiIlustrasi Sekolah Mengemudi Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Hal senada juga disampaikan Adi, instruktur Sekolah mengemudi Al Ghifari, di Jalan Cipinang Baru, Pulo Gadung, Jakarta.

Adi berharap para calon siswa sekolah mengemudi tidak perlu takut untuk belajar berkendara, di saat pandemi virus corona seperti sekarang. Karena pengelola sekolah mengemudi menerapkan kebersihan pada setiap kendaraan.

"Sama seperti yang lain, tentunya kita takut (akan tertular corona-Red), karena kan kita langsung berdekatan dengan siswa langsung dan berada dalam satu mobil. Makanya dari awal pimpinan tanya ke kita semua," ujar Adi.

"Kalau kita ingin antisipasi bisa selamat semua atau tidak menularkan ya ditutup. Tapi bagaimana dengan pendapatan kami. Jadi ada ke khawatirkan sih, tapi kita balik ke diri sendiri lagi untuk terus menjaga kebersihan dan mewajibkan para siswa untuk menggunakan peralatan kesehatan. Seperti masker kalau tidak menggunakan akan kita tolak. Kami berharap pandemi virus corona ini bisa selesai sebelum Ramadan," tutur Adi.




(lth/din)

Hide Ads