Pasar Motor Bekas Sepi karena Corona, Siap-siap Ada Banting Harga

Pasar Motor Bekas Sepi karena Corona, Siap-siap Ada Banting Harga

M Luthfi Andika - detikOto
Jumat, 27 Mar 2020 08:27 WIB
Motor bekas di Showroom motor Cimanggis, Depok
Ilustrasi motor bekas Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Penjualan motor bekas ikut melorot akibat pandemi virus corona, angkanya bisa mencapai 25-30 persen. Untuk bisa menggairahkan penjualan motor bekas, banting harga atau penurunan harga bakal menjadi pilihan utama.

Diberitakan sebelumnya, pasar motor bekas ikut terimbas pandemi corona. Penjualan yang biasanya naik mendekati akhir bulan tak terjadi saat ini. Angka penurunan diprediksi akan mencapai 30%. Jika kondisi itu terus bertahan, penjual motor bekas bakal mandeg. Untuk mensiasatinya, penurunn harga bakal dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yah kita lihat situasi ke depannya seperti apa, baru showroom akan memberikan upayanya. Harga mungkin diturunin misalnya, selain itu kita mulai stop pembelanjaan dan memaksimalkan yang ada terlebih dahulu untuk sementara (menjual kendaraan yang ada di Showroom-Red)," ungkap Kepala Marketing Antara Motor, Dwi Aryanto kepada detik.com.

Dwi menjelaskan, untuk bisa menurunkan harga jual motor bekas, banyak faktor yang harus diperhatikan. Soalnya itu akan memberi pengaruh pada bisnisnya.

ADVERTISEMENT

Ilustrasi penjualan motor bekasIlustrasi penjualan motor bekas Foto: Jakarta Motorsport

"Untuk penurunan harga, kita lihat modalnya juga. Beli-nya berapa, harga-nya berapa, jadinya perlu kita evaluasi lagi. Karena tidak lucu kalau kita turunkan harga, tapi di bawah harga modal. Selain itu kita mengurangi harga lihat kondisi dan lihat kompetitor juga (berapa kompetitor menurunkan harga jual motor bekas-Red)," kata Dwi.

Lalu, berapa besar penurunan harga motor bekas?

"Paling turun Rp 500 ribu itu paling memungkinkan tapi itu tergantung pada model masing-masing, atau nanti disubsidi tilang. Karena kita lihat kondisinya seperti apa di depan (perkembangan virus corona), karena pasar lagi sepi banget," ujar Dwi.

"Sekarang begini saja, kalau harga kita turunkan tapi pangsa pasar-nya lesu dan tidak gairah mau bagaimana. Tapi repot ke depannya. Bisa saja harganya turun terus, karena nilai kendaraan itu kan akan turun bukan semakin naik," tambahnya.




(lth/din)

Hide Ads