Pandemi virus corona (COVID-19) menyerang hampir semua sektor. Industri otomotif mulai dari produksi kendaraan sampai penjualannya terkena dampak virus bernama COVID-19 itu.
Di China, seperti dilansir Automotive News, dealer mobil sepi terkena dampak virus corona. Pendapatan rata-rata dari operasional penjualan di bawah tingkat normal.
China perlahan memang mulai bangkit dari keterpurukan karena virus corona. Beberapa aktivitas di sana mulai pulih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya sekitar 93,5 persen dari dealer waralaba telah dibuka kembali sejak Jumat lalu. Namun, menurut survei dari Asosiasi Dealer Otomotif China, pendapatan rata-rata yang dihasilkan pada dealer dari penjualan suku cadang dan servis kendaraan hanya 49,8% dari pendapatan normal.
Traffic di dealer serta permintaan suku cadang dan servis kendaraan masih rendah. Hal itu berdasarkan survei terhadap 8.509 dealer waralaba di China.
Penjualan mobil di China memang menurun karena dampak virus corona. Sepanjang Februari, total penurunan tercatat sebesar 81,7% dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama. Namun, industri otomotif China mencoba bangkit dengan melakukan penjualan mobil secara online.
"Jumlah penjualan online berubah dari beberapa ratus menjadi ribuan dan puluhan ribu. Kami masih menunggu saluran penjualan online untuk benar-benar lepas landas. Saya pikir sekarang bisa dikatakan bahwa mereka (penjualan online) menguasainya. Karena bahkan ketika orang-orang sudah mulai keluar lagi (beraktivitas) pertumbuhan penjualan online terus berlanjut," ujar salah seorang sumber yang diwawancarai Autocar tanpa menyebutkan namanya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?