Virus corona menjadi pandemi global saat ini. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China, itu membuat masyarakat China mengubah cara bertransportasinya.
Salah satu perusahaan riset terbesar dunia, Ipsos, melakukan survei kilat pada akhir Februari lalu untuk memonitor minat pembelian mobil baru setelah dipengaruhi pandemi virus COVID-19.
Memang penjualan mobil di China pada Februari 2020 turun hingga 80%. Namun, minat masyarakat China terhadap mobil baru tak pudar. Apalagi ditambah kekhawatiran menggunakan transportasi umum setelah menyebarnya virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil survei Ipsos yang melibatkan 1.620 responden menyebutkan, sebelum menyebarnya virus corona, pengguna transportasi umum seperti bus dan kereta sebanyak 56%. Namun, setelah adanya virus corona, pengguna transportasi umum itu menyusut menjadi hanya 24%.
Sementara peminat penggunaan mobil pribadi yang sebelumnya hanya 34% meroket hingga 66%. Sedangkan pengguna roda dua tetap 45% baik sebelum maupun sesudah pandemi virus corona ini.
Pengguna taksi konvensional dan taksi online pun menurun. Taksi konvensional yang sebelumnya sebesar 21% menjadi 15% dan taksi online yang semula 21% menjadi 12%.
Sebanyak 66% responden mengaku ingin membeli mobil baru dalam 6 bulan ke depan setelah virus corona menyebar. Banyak alasannya, yang paling utama kata responden adalah mengendarai mobil pribadi bisa mengurangi risiko terinfeksi virus (77% responden).
Sebanyak 50% responden menilai transportasi publik tidak aman karena pandemi global ini. Mereka juga ingin membeli mobil pribadi karena alasan untuk kebutuhan perjalanan keluarga (51%), membutuhkan kendaraan yang fleksibel (48%), hingga percaya bahwa harga mobil akan anjlok (4%).
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah