Pukulan Virus Corona terhadap Penjualan Mobil RI

Round-Up

Pukulan Virus Corona terhadap Penjualan Mobil RI

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 18 Mar 2020 08:07 WIB
Pukulan Virus Corona terhadap Penjualan Mobil RI
Penjualan mobil di Indonesia turun, virus corona menjadi salah satu penyebab. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pandemi virus corona turut memukul industri otomotif. Serangan virus corona terhadap industri otomotif cukup terasa di awal tahun 2020 ini.

Penjualan dua bulan pertama tahun 2020 turun. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, meyakini virus corona turut menjadi andil dalam penurunan penjualan kendaraan bermotor roda empat dan lebih tersebut.

Berdasarkan data penjualan Gaikindo yang dirilis PT Astra International, pada Februari 2020 lalu, penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) di Indonesia tercatat hanya sebanyak 79.573 unit. Sementara pada Januari 2020 penjualan mobil tercatat sebanyak 80.424 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data yang sama, penjualan mobil di awal tahun 2020 ini mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Jika Februari 2020 penjualan mobil sebanyak 79.573 unit, Februari 2019 lalu penjualan mobil di Indonesia mencapai 81.809 unit. Artinya, ada penurunan sekitar 2,7%.

Sementara kalau diakumulasikan year to date Januari-Februari 2020, penjualan mobil tercatat sebanyak 159.997 unit. Padahal, periode yang sama tahun 2019 penjualannya mencapai 163.964. Artinya performa penjualan mobil di dua bulan pertama tahun 2020 turun sekitar 2,4%.

ADVERTISEMENT

Berikut ringkasan berita mengenai penjualan mobil di Indonesia pada awal tahun.

Dari segi merek, Toyota masih menjadi penyumbang penjualan terbanyak pada bulan Februari. Pabrikan otomotif asal Jepang itu berhasil mengirim 25.180 unit mobil baru pada bulan kedua tahun 2020.

Di bawahnya ada Daihatsu dengan angka penjualan sebanyak 15.778 unit. Berikut data penjualan beberapa merek otomotif di Indonesia:

1. Toyota: 25.180 unit
2. Daihatsu: 15.778 unit
3. Honda: 11.373 unit
4. Mitsubishi: 10.903 unit
5. Suzuki: 8.613 unit
6. Isuzu: 2.044 unit
7. Nissan: 845 unit.

Total penjualan merek lainnya: 4.837 unit.

Nangoi mengatakan, turunnya penjualan mobil di awal 2020 turut dipengaruhi oleh pandemi virus bernama COVID-19. Disebutkan, virus corona turut berdampak terhadap ekonomi.

"Kalau kita lihat terutama sektor pariwisata, sektor pariwisata aja, kayak Bali, Manado, semua tempat boleh dikatakan terpukul. Apalagi dengan kejadian minggu lalu ada pejabat yang terkena (positif COVID-19), kemudian ada tempat-tempat wisata yang ditutup segala macam, ini terus terang aja mempengaruhi (industri otomotif)," kata Nangoi, kepada detikOto, Selasa (17/3/2020).

Menurut Nangoi, biasanya penjualan bus untuk kendaraan wisata selalu ada. Namun, karena sektor pariwisata ikut terpukul, penjualan bus pun berkurang.

"Saya lihat di Januari-Februari ini penjualan kendaraan bus untuk angkutan wisata itu yang biasanya setiap bulan dan setiap saat itu ada, sekarang hilang," ujarnya.

"Kemudian, coba kita lihat sektor mining itu juga turun karena ekspor kita juga terganggu di beberapa negara menghentikan. Apalagi ada dampak yang namanya minyak turun, itu juga akan mempengaruhi kita punya ekspor batu bara. Jadi yang begini-begini ini terus terang aja mengakibatkan gangguan lah. Gangguan ini berdampak pada industri otomotif," sebut Nangoi.

Menurut Nangoi, tahun 2020 diharapkan menjadi momen meroketnya penjualan mobil setelah pada 2019 lalu turut terpukul karena situasi politik.

"Harusnya kita berharap bahwa tahun ini kita bisa take off, politik sudah selesai, ekonomi harusnya growing, tapi kalau kita lihat begini dampaknya nggak segampang itu," kata Nangoi kepada detikOto, Selasa (17/3/2020).

Virus corona seakan terus menyerang industri otomotif. Sampai-sampai, dua pameran otomotif di Indonesia, yaitu GIIAS Surabaya 2020 dan IIMS 2020 terkonfirmasi ditunda penyelenggarannya demi mencegah penularan virus COVID-19.

"Bayangkan aja, orang diminta hindari tempat-tempat keramaian. Kemudian kemarin juga GIIAS Surabaya kami set untuk tunda. Jadi otomatis ada gangguan lah. Sehingga kita hanya mampu menjual dalam angka sekitar 80.000 dalam bulan Februari kemarin," ujar Nangoi.

Tak cuma di Indonesia, penjualan otomotif di beberapa negara juga anjlok. Di China, misalnya, yang menjadi pusat pandemi COVID-19, penjualan mobilnya anjlok hingga 80%. Untuk memberikan stimulus agar penjualan mobil berjalan mulus, China memberikan diskon harga kendaraan.

Dua kota di China yang sangat bergantung pada manufaktur otomotif akan mendapatkan insentif untuk mendongkrak penjualan mobil. Di selatan kota Guangzhou ada pabrik Toyota, Honda dan Nissan yang bekerja sama dengan partner Chinanya. Pemerintahan setempat berencana untuk memberikan subsidi dalam rangka mendorong orang untuk membeli mobil listrik.

Hunan Daily melansirkan bahwa kota Xiangtan yang dihuni 3 juta penduduk akan menawarkan uang tunai USD 429 atau sekitar Rp 6 juta untuk membeli Geely buatan lokal.

Volkswagen juga yang melakukan produksi melalui FAW mengumumkan bulan lalu bahwa mereka memberikan cash sebesar 2.000 Yuan atau sekitar Rp 4 juta untuk pembelian mobil baru. Sedangkan untuk tukar tambah ada insentif tunai sebesar 3.000 Yuan atau setara Rp 6 juta.

Atau, di Amerika Serikat. Di sana konsumen yang membeli mobil secara kredit mendapat benefit dengan diliburkan cicilannya hingga 90 hari.

Apakah diskon serupa akan diterapkan di Indonesia agar penjualan mobil kembali bangkit. Menurut Nangoi, sepertinya agak sulit harga mobil di Indonesia dikorting di tengah kondisi saat ini.

"Indonesia ini kan walaupun kita sudah manufaktur (memproduksi mobil) di sini, tapi sebagian komponen kan masih dari impor, kalau kita lihat dolar itu sudah sampai Rp 15.000 sedangkan perhitungan kita itu waktu bikin mobil dan jual mobil dolarnya nggak di sekitar situ, dolarnya di sekitar Rp 14.000, pasti ada dampaknya. Jadi gimana mau kasih diskon," kata Nangoi.

Dengan virus corona yang menghantui, apakah Gaikindo bakal mengoreksi target penjualan mobil tahun 2020 ini?

"Terus terang masih terlalu dini ya karena masih bulan Februari. Jadi nanti kami coba lihat kira-kira bulan April-Mei," ujar Nangoi.

Ia mencontohkan China. Ketika diserang virus corona, penjualan mobil di China anjlok drastis. Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) mengatakan, penjualan mobil pada Februari 2020 terjun bebas hingga 80% diserang virus corona.

"Kalau Anda lihat di China juga di mana penghasil dan pembuat otomotif terbesar di dunia dengan adanya corona dia terkoreksi luar biasa itu (penjualan) mobilnya itu. Jadi kalau kita terkoreksi beberapa persen masih single digit (turun di bawah 10%) harusnya masih cukup oke. Mudah-mudahan kita bisa take over lagi habis itu," katanya.

Sementara itu, Nangoi mengatakan saat ini aktivitas di industri otomotif masih berjalan normal. Kegiatan penjualan dan purnajual pun belum terganggu.

"Sampai saat ini belum. Kita masih melakukan aktivitas normal. Jadi saya kemarin sore menghubungi anggota-anggota kami, mereka bilang masih normal," ujarnya.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan penyelenggaraan GIIAS Surabaya 2020, pada 20-29 Maret 2020 di Grand City Convex, Surabaya, ditunda akibat virus Corona. Begitu juga Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara IIMS 2020 yang memutuskan untuk menunda pagelaran otomotif tahunan tersebut.

Padahal, menurut Nangoi, pameran otomotif menjadi momen untuk membangkitkan penjualan mobil. Di pameran otomotif, meski penyelenggaranya tidak menargetkan angka penjualan mobil, biasanya pengunjung akan membeli kendaraan baru sambil melihat-lihat beragam pilihannya.

"Biasanya dalam pameran-pameran tersebut para APM (agen pemegang merek otomotif) itu berlomba-lomba mencoba mempromosikan product-nya dengan special package, kemudian orang-orang juga antusias bisa datang ke suatu tempat dan bisa melihat begitu banyak jenis kendaraan, kalau mereka berminat mereka bisa langsung ambil, biasanya didukung financing yang cukup bagus. Ya tentunya (penundaan pameran otomotif) ini ada pengaruh lah. Karena orang juga enggan untuk keluar jadi mereka pasti mikir nanti dulu deh, jangan beli mobil dulu," kata Nangoi kepada detikOto, Selasa (17/3/2020).

GIIAS Surabaya 2020 yang diselenggarakan di bawah naungan Gaikindo terpaksa ditunda. Nangoi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan penyelenggara dan peserta pameran agar tak ada yang dirugikan karena penundaan ini.

"Yang jelas bahwa untuk GIIAS, kita berkoordinasi dengan organizernya, ini kan sifatnya bukan dibatalkan tapi ditunda. Jadi kami mengkoordinasikan juga dengan para pesertanya kalau ini harusnya mereka tidak ada kerugian lah. Kalau sampai ada kerugian itu juga sangat minum lah," ujar Nangoi.


Hide Ads