Punya puluhan mobil klasik nan langka tentu jadi incaran para kolektor. Tapi Nicholas Begovich, seorang kakek yang gemar mengkoleksi mobil sport klasik tahun 1950-an, rela menyumbangkan 15 mobil miliknya senilai USD 10 Juta (Rp 141 miliar) ke Universitas California.
Melakukan aksinya super dermawan, dia berharap bisa menjadi contoh kepada para mahasiswa.
"Saya berharap saya memberi contoh. Ketika para siswa menempuh pendidikan di universitas, saya ingin mereka menyadari bahwa jika mereka beruntung dapat mengumpulkan kekayaan, ada kesempatan untuk itu," ujar Begovich seperti dikutip dari automobilemag, Rabu (4/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi tidak hanya sekedar kaya, Begovich berharap agar kekayaan itu bisa bermanfaat bagi orang lain, khususnya dalam dunia pendidikan. Menurutnya ada kegembiraan yang tak ternilai saat melakukan hal tersebut.
"Tidak dalam membangun 10 rumah dan membeli empat kapal pesiar seperti yang dilakukan kebanyakan orang kaya, tetapi dalam mendukung pendidikan. Untuk menyokong dana bagi kemajuan dan pemahaman dunia, itu adalah kegembiraan besar," kata Begovich.
![]() |
Begovich, 98 tahun, adalah penggemar mobil-mobil sport Eropa pascaperang. Sejak 1950-an ia mengkoleksi beberapa mobil menakjubkan, termasuk Jaguar XK120 tahun 1952, Mercedes-Benz 300SL Gullwing tahun 1956, Lamborghini Miura tahun 1969, DeTomaso Pantera tahun 1973, dan Ferrari Dino 208 GT4 tahun 1975. Ada juga koleksi mobil-mobil buatan Amerika Serikat seperti 1962 Chevrolet Corvair Monza Spyder dan 1970 Chevrolet Camaro SS.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa bahagianya saya tentang hal ini," katanya tentang bisa mendukung dunia pendidikan. "Itu melengkapi hidupku." ujar dia.
Mobil-mobil itu akan dijual melalui Cal State Fullerton Philanthropic. Nicholas Begovich berharap akan ada pembeli yang dapat "menyatukan sebagian besar koleksinya."
Ini bukan kali pertama ia dan istrinya berdonasi di dunia pendidikan. Selama 50 tahun lebih, pasangan ini selalu memberikan donasi, sebagai sebuah penghormatan, salah satu ruangan berubah nama menjadi "The Nicholas and Lee Begovich Center for Gravitational-Wave Physics and Astronomy."
"(saat melakukan donasi-Red) lebih banyak kesenangan yang didapatkan dari harta benda apa pun," ujar dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah