Uji tes psikologi untuk bisa mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) jadi wacana menarik untuk dibicarakan. Tapi sebenarnya, apa sih alasan utama uji tes psikologi untuk bisa mendapatkan SIM ini?
Veronica Adesla, M.Psi., Psikolog (Klinis) menjelaskan, tes uji psikologi untuk para pengendara boleh saja dilakukan. Tentu hal ini untuk bisa menambah keamanan saat berkendara di jalanan.
"Untuk tes-nya sendiri, tujuannya ini apa? Kalau saya pikir-pikir ini logikanya ke mana? Oh ini untuk kesehatan mental. Orang atau pengendara akan semakin bijak dalam mengambil keputusan, bisa ikuti rambu lalu lintas, sehingga tidak bisa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain," kata Veronica.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Veronica mengatakan banyak tes yang bisa dilakukan saat uji tes psikologi kepada setiap pengendara.
"Di dalamnya bisa jadi ada beberapa tes yang bisa dilakukan. Seperti tes intellegence, ini untuk memastikan bahwa pengendara paham dengan aturan dan rambu-rambu lalu lintas," katanya.
"Kalau sehat mental ini akan diperiksa, apakah pengendara mengalami problem psikologi yang berat atau tidak? Kalau tidak ya artinya normal. Kalau mengalami problem-problem stres akibat kebiasaan keseharian (akibat pekerjaan-Red) itu masih normal, yang dikhawatirkan kan ada permasalahan berat. Mungkin itu yang akan dites di sana," ujar Veronica.
Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Lalu Hedwin, tes psikologi sim meliputi kemampuan konsentrasi, kecermatan, pengendalian diri, kemampuan menyesuaikan diri dan stabilitas emosi. Tujuannya diadakan psikologi untuk mengetahui tingkat emosi pemohon SIM.
Persyaratan tes psikologi bagi penerbitan SIM ini merupakan amanah dari pasal 81 ayat (4) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan sebagaimana yang dituangkan dalam pasal 36 Peraturan Kapolri No. 9 tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
Aturan itu menyebutkan bahwa salah satu persyaratan penerbitan SIM adalah kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani, untuk pemeriksaan kesehatan rohani dilakukan dengan materi tes yang akan menilai beberapa aspek antara lain kemampuan konsentrasi, kecermatan, pengendalian diri, kemampuan penyesuaian diri, stabilitas emosi dan ketahanan kerja.
(lth/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?