Motor1 mengutip laporan dari The Financial Times yang pertama memberitakan kabar bubarnya aliansi tersebut. Mengutip sumber yang mengetahui masalah itu, Financial Times menulis, para eksekutif di perusahaan Jepang sudah menyiapkan rencana darurat untuk memisahkan diri dari pabrikan Prancis Renault.
Diskusi pemisahan diri dari Renault itu mencakup sampai ke proses teknis dan produksi, serta perubahan di posisi dewan direksi Nissan. Namun baik Nissan dan Mitsubishi tidak mau memberikan komentar atas laporan Financial Times itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Financial Times, selama era Ghosn, beberapa insinyur dan manager tidak menyukai keputusan Ghosn untuk menyatukan proses produksi Renault dan Nissan.
Pasca penangkapan Ghosn, kemarahan meningkat sampai-sampai Chairman Renault yang baru Jean-Dominique Senard, menyatakan keraguannya tentang aliansi.
Jika benar-benar berpisah, baik Nissan dan Renault kemungkinan akan mencari mitra global baru. Perlu dicatat bahwa Mitsubishi juga merupakan bagian dari aliansi tetapi ketiga perusahaan tersebut bergabung bersama melalui perjanjian cross-sharing dan bukan merger atau akuisisi. Aliansi ini memiliki kontrak teknik dan manufaktur dengan Daimler dan produsen mobil lainnya.
(ddn/lua)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah