Kena Banjir, Perawatan Mobil Eropa Lebih Rumit Dibanding Mobil Jepang

Kena Banjir, Perawatan Mobil Eropa Lebih Rumit Dibanding Mobil Jepang

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 06 Jan 2020 13:01 WIB
Ilustrasi Mobil BMW terendam banjir Foto: Istimewa
Jakarta - Lima hari sudah berlalu sejak banjir besar melanda wilayah Jabodetabek di awal 2020. Tanpa persiapan apapun, cukup banyak timbul korban terutama para pemilik mobil yang kendaraannya hanyut tersapu gelombang atau terendam banjir saat posisi parkir.

Untuk mereparasi mobil yang terendam genangan air, tentu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu tidak sebentar. Jika mobil-mobil Jepang di kelas menengah saja butuh waktu lama untuk mereparasi. Maka untuk mobil-mobil buatan Eropa bisa lebih rumit lagi, karena komponen yang lebih banyak.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan owner Garden Speed, Taqwa Suryo Swarsono, mobil-mobil keluaran Eropa memiliki sistem kelistrikan yang lebih kompleks dibanding mobil-mobil buatan Jepang.

"Jadi secara umum, mobil-mobil Eropa yang kelas menengah itu standar safety rata-rata lebih tinggi. Jadi memiliki lebih banyak modul untuk safety dan kenyamanan berkendara," kata Taqwa, kepada detikcom, Senin (6/1/2020).



"Nah karena modul-modul mobil Eropa cenderung lebih banyak dibanding mobil Jepang. Jadi secara elektrikal lebih berisiko dan perlu waktu membetulkannya atau perawatannya," terang Taqwa.

Terlepas dari hal itu, menurut Taqwa yang paling krusial juga adalah area dalam kabin, terutama di bagian dasbor.



"Baik mobil Jepang maupun mobil Eropa, paling krusial itu adalah karet-karet di bagian dasbor. Dasbor itu kan membutuhkan banyak lem. Lem-lem yang digunakan di mobil Jepang dan mobil Eropa ini kalau dia kerendem air, maka kemampuan perekatnya akan berkurang drastis," lanjut Taqwa.

"Dikhawatirkan setelah sekian bulan (mobil bekas banjir) dipakai, nanti dasbornya bisa menggelembung. Dasbornya nggak rapih lagi," tukas Taqwa.


(lua/lth)

Hide Ads