Pesepeda Ditabrak Mobil di Sudirman, Perlukah Pembatas Jalur?

Pesepeda Ditabrak Mobil di Sudirman, Perlukah Pembatas Jalur?

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 29 Des 2019 09:02 WIB
Jalur sepeda Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Tujuh pesepeda ditabrak mobil Avanza di jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/12). Saat kejadian, penabrak Toto Prasetio (43) menjadi sorotan bahwa dirinya hilang kendali karena sebelumnya mengkonsumsi ekstasi.

Berkaca dari sisi keselamatan jalan, perlukah jalur sepeda yang menyatu dengan kendaraan bermotor dibuat pembatas? Kondisi jalan Sudirman memang saat ini tidak ada jalur pemisah antara kendaraan bermotor dengan sepeda.

"Inilah risikonya jika jalur non motorized tidak diberikan pagar pembatas fisik dengan jalur kendaraan bermotor," kata Djoko kepada detikcom melalui pesan singkat, Sabtu (28/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah gencar membangun jalur sepeda. Bahkan tergetnya, tahun ini Jakarta memiliki jalur sepanjang 63 km. Beberapa jalan lain di Jakarta sudah terdapat tanda batasan berupa garis atau traffic cone.

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan telah mengatur ukuran jalur bagi pesepeda.


Merujuk aturan tersebut, kata Djoko, jalur bagi pesepeda memiliki lebar maksimal tiga meter atau memiliki perbandingan lebar jalur pejalan kaki dan lebar area bersepeda 1:1,5.

"Pada umumnya, kecepatan bersepeda adalah 10-20 kilometer per jam. Bila kecepatan minimum yang diinginkan lebih 20 kilometer per jam, maka lebar jalur dapat diperlebar 0,6-1 meter dengan tidak mengganggu pejalan kaki," katanya.


Perwakilan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) tetap mengusulkan adanya pembatas jalur yang lebih aman.

"Kalau hanya dibatasi warna, lalu juga hanya cone juga tidak ada edukasi. Tapi kalau diniat seperti jalur Transjakarta ada pembatas tinggi itu jelas dilarang. Saat ini kita kan kesulitan berbeda dengan (pengendara) intelektualitas baik, tanpa pembatas pun pasti tidak akan dilewati," kata Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia, Deddy Herlambang beberapa waktu yang lalu.


(riar/ddn)

Hide Ads