Kendaraan Listrik Bukan Prioritas Utama DKI Dalam Pengurangan Emisi

Kendaraan Listrik Bukan Prioritas Utama DKI Dalam Pengurangan Emisi

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 13 Des 2019 15:39 WIB
Foto: Sachril Agustin Berutu/detikcom
Jakarta - Kendaraan bebas emisi bertenaga listrik memang menjadi salah satu solusi dalam mengurangi populasi tanpa menurunkan mobilitas. Namun, untuk DKI Jakarta sendiri kendaraan listrik bukanlah prioritas utama dalam mengurai emisi gas buang, termasuk dalam pemberian isentif.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengurutkan prioritas utama dalam misi mengurangi polusi. Urutan ini menentukan siapa yang lebih dikedepankan dalam mengusung langit biru Jakarta.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dari Pemprov di DKI Jakarta merumuskan ranking pembangunan dan insentif mobilitas penduduk di kota ini. Kami menggariskan mana yang jadi prioritas untuk dibangun dan diberikan insentif," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam peresmian Tesla Club Indonesia di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

Ilustrasi Trotoar CikiniIlustrasi Trotoar Cikini Foto: Rahel Narda/detikcom


Dalam urutan teratas Anies mengungkapkan fasilitas pada pejalan kaki menjadi yang utama. Menurutnya kaki merupakan salah satu alat transportasi yang dimiliki setiap orang.

"Nomor satu adalah untuk pejalan kaki karena sesungguhnya alat transportasi yang orang miliki adalah kaki. Oleh karena itu jangan hanya jalan untuk roda," ujarnya.



Selanjutnya barulah kendaraan yang bebas emisi. Dalam hal ini Anies mengkategorikan sepeda sebagai salah satu bagian dari alat transportasi yang bebas emisi dan menjadi prioritas kedua setelah pejalan kaki.

"Kedua adalah membangun jalan-jalan jalur insentif kendaraan bebas emisi termasuk kendaraan mobil, motor listrik dan sepeda," tambah Anies.

Pada urutan ketiga adalah kendaraan umum dan yang terakhir adalah kendaraan pribadi berbahan bakar fosil. Pengurutan tersebut dilakukan agar sumber daya di Jakarta dapat digunakan secara rapi.

"Kendaraan umum, keempat baru kendaraan pribadi berbasis bahan bakar lainnya. Dengan rangking seperti itu maka sumber daya di Jakarta digunakan terstruktur," tutupnya.


(rip/lth)

Hide Ads