Crazy Rich Priok: Nggak Mampu Bayar Pajak Nggak Usah Beli Supercar

Crazy Rich Priok: Nggak Mampu Bayar Pajak Nggak Usah Beli Supercar

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 13 Des 2019 12:33 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Operasi dari pintu ke pintu pemungutan pajak kendaraan mobil mewah oleh Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta telah menyita banyak perhatian. Dalam gerakan itu, tercatat ribuan pemilik kendaraan mewah lalai menunaikan kewajiban pajaknya.

Melalui operasi itu pun juga ditemukan berbagai modus pemilik mewah menghindari pembayaran pajak mulai dari penggunaan identitas lain sampai berdalih lupa dan sebagainya. Salah seorang kolektor Supercar asal Tanjung Priok, Ahmad sahroni pun mengingatkan para pemilik supercar untuk taat pajak.

"Saya punya pesan buat teman-teman supercar kalau memang mampu beli supercar mampulah membayar pajak. Bilamana tak mampu beli tapi nggak mau membayar pajak better nggak usah beli," ujar Sahroni kala ditemui dalam peresmian Tesla Club Indonesia yang ia pimpin di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Ia pun juga mengungkapkan bahwa memang ada beberapa pemilik supercar yang ia kenal mengeluhkan tarif pajak terlalu tinggi. Tapi baginya, keputusan tersebut haruslah dipikirkan matang-matang jika memang ingin memiliki supercar dengan bebas di dalam negeri tentu harus siap membayar pajak.

"Kita kan melihat kadang teman-teman supercar ini udah merasa bayar mahal pengen juga dikurangin sebenarnya. Banyaknya pengennya minta dikurangin, Masalah mahal itu masalah kemampuan kalau mampu beli supercar bayarlah pajaknya," imbuhnya.



Sahroni sendiri memiliki deretan koleksi moge dan mobil mewah di garasi rumahnya yang terletak di gang sempit. Saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu di kediamannya melihat koleksi motor dan dan mobilnya ia mengaku semua pajaknya dibayar.

""Jangan hanya beli mobil tapi lupa bayar pajak. Saya ada beberapa mobil yang taat pajak karena ada pajak progresif. Saya sampai dipesankan oleh temen 'Bang Haji itu mobil udah diprogresif ketiga harusnya pakai nama orang lain saja'," cerita Roni kepada detikcom.


(rip/lth)

Hide Ads