Dear Pemerintah, Ini Masukan Agar Traveler Bisa Keliling Indonesia Naik Mobil

Keluarga Kusmajadi

Dear Pemerintah, Ini Masukan Agar Traveler Bisa Keliling Indonesia Naik Mobil

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 10 Des 2019 17:49 WIB
Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi
Jakarta - Dijamin pasti banyak dari kita yang mengaku warga negara Indonesia, tapi belum mengenal Indonesia seutuhnya, bahkan belum pernah berkunjung ke berbagai daerah Indonesia. Tentu bukan tanpa alasan tidak melakukan hal tersebut, mengingat luasnya wilayah Indonesia, mahalnya biaya untuk mengenal Indonesia, kesiapan mental, tidak ada waktu dan segudang alasan lainnya yang membuat banyak dari kita untuk tidak bisa melakukan perjalanan keliling Indonesia.

Tapi tidak untuk keluarga Kusmajadi yakni Abah Dodi Kusmajadi (47), Ambu Melati Muslaela Puteri (43), Abang Abdul Hakim Putra Kusmajadi (16) dan Dek Nara Sabiya Putri Kusmajadi (14), yang meninggalkan semua kehidupan mereka demi keliling Indonesia menggunakan truk Mitsubishi Fuso yang disapa Moti.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memilih untuk melakukan perjalanan panjang hingga memakan waktu tahunan ini, memang sengaja dilakukan agar bisa belajar, merasakan hidup diberbagai wilayah Indonesia, lebih mengenal Indonesia, serta mensyukuri semuanya.

Keluarga KusmajadiKeluarga Kusmajadi Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi


Namun perjalanan mereka untuk bisa keliling Indonesia menggunakan truk bukan tanpa masalah, hal ini coba mereka ungkapkan dan beri masukan kepada pemerintah. Agar setiap masyarakat Indonesia bisa lebih mengenal Indonesia, dengan cara melakukan perjalanan keliling Indonesia bersama keluarga dengan cara keliling Indonesia.



"Kesulitan apa yang dirasakan selama perjalanan? Mungkin bukan kesulitan kaliya, tapi catatan saja bagi pemerintah. Budaya Family Traveling ini akan menjadi tren," ujar Abah.

"Ada yang menggunakan media lain seperti van, mobil atau motor. Seharusnya kalau kami diberikan wilayah parkir (di seluruh wilayah Indonesia-Red), air bersih, pembuangan air kotor ini sangat membantu. Kaarena ini semua belum ada sama sekali selama ini," tambah Abah.



Meski demikian, Keluarga Kusmajadi tidak kalah akal untuk bisa tetap melanjutan perjalanan menggunakan truk untuk keliling Indonesia.

"Tapi kita bukan berarti tidak bisa. Karena masih ada masjid, SPBU, ada teman, saudara, ini jadi faktor lain untuk bisa tetap mendukung perjalanan kami," ujar Abah.

Begitu juga perihal bahan bakar, Keluarga Kusmajadi menemukan fenomena unik di jalanan. Yakni disaat di SPBU bahan bakar dinyatakan habis. Ternyata hanya beberapa meter, sudah banyak pedagang bahan bakar minyak (BBM) yang menjual secara eceran.

Keluarga KusmajadiKeluarga Kusmajadi Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi


"Kendala sendiri waktu di Sulawesi saat ingin mengisi bbm, kami-kan menggunakan solar, kalau dibandingkan dengan Dexlite ini (Solar) separuhnya (harganya-Red). Karena susah, akhirnya kita harus beli pertamina dex. Karena saat di SPBU kosong, tapi 1 meter keluar dari SPBU ada yang menjual secara eceran," katanya.

Begitu juga dengan masalah keamanan. Memang keluarga Kusmajadi merasakan Indonesia sangat aman dan masyarakatnya sangat ramah-ramah. Karena disetiap perjalanan keliling Indonesia mereka selalu disambut baik. Namun tetapo saja mereka mengalami kejadian yang membuat Keluarga Kusmajadi tidak nyaman.



"Masalah keamanan, selama perjalanan kasus keamanan itu hanya kejadian di Bulukumba. Waktu itu kami menginap di pinggir jalan depan masjid. warga datang mereka melihat ini (perjalanan Keluarga Kusmajadi-Red) unik, warga datag dengan ramah. Kenapa di situ karena warga ramah, ada air bersih," ujar Abah.

"Namun saat menunjukkan pukul 23.30 waktu setempat, tiba-tiba ada yang ketuk-ketuk pintu kami. dan marah-marah menggunakan bahasa daerah. Orang itu gedur-gedur mobil kami, saat itu kami tidak panik. Karena mobil kami seperti benteng yang memberikan keamanan. Kami tidak mengerti apa maksud dirinya mendatangi kami, namun selang beberapa lama, ada 3 orang yang mendatangi kami. Dan ternyata membujuk orang yang marah-marah tersebut untuk pergi," kata Abah Dodi.

Abah Dodi menceritakan ternyata orang yang menyambangi dirinya tengah tidak menyadarkan diri karena mabuk. Namun berkat tiga orang yang datang tersebut, orang tersebut pergi meninggalkan keluarga Kusmajadi.

"Ternyata yang datang pertama kali ke kami itu tengah mabuk. Untung ada 3 orang yang kembali mendatangi kami, dan meminta orang tersebut pergi. Akhirnya orang tersebut pergi, dan ketiga orang tersebut meminta maaf atas kejadian ini," cerita Abah Dodi.

Hide Ads