Kutai Kartanegara - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan
pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Lokasi ibu kota baru Indonesia akan berada di sebagian
Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Sebelum ibu kota resmi pindah, kami melakukan perjalanan meninjau calon ibu kota baru menggunakan
Nissan Livina tipe VL transmisi otomatis. Infrastruktur jalan di calon ibu kota baru sempat kami coba sambil merasakan ketangguhan Nissan Livina.
Memang belum disebutkan secara resmi di mana lokasi tepatnya ibu kota baru Indonesia nanti. Namun kabarnya ibu kota akan berada di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi jalan di calon ibu kota baru. Foto: Rangga Rahadiansyah |
Dalam perjalanan bersama Nissan Livina di ibu kota baru, kami menuju objek wisata Bukit Bangkirai dari Samarinda. Dari Jalan Soekarno-Hatta atau Jl Balikpapan-Samarinda, kami harus masuk ke Jalan Ahmad Yani atau Jalan Samboja-Sepaku. Kontur Jalan Samboja-Sepaku naik-turun. Kiri-kanan dipenuhi hutan khas Kalimantan.
Foto: Rangga Rahadiansyah |
Jalanan di calon ibu kota baru di Jl. Samboja-Sepaku beberapa beton, beberapa berupa aspal. Tak selalu mulus, beberapa jalanan juga tampak rusak ada yang berlubang. Jadi, kami harus memperlambat laju kendaraan saat melewati jalanan yang berlubang.
Di satu titik bahkan ada jalanan beton yang ditutupi tanah merah. Sepertinya memang wilayah ini sedang ada pembangunan infrastruktur.
Foto: Rangga Rahadiansyah |
Jalanannya memang tidak banyak lajurnya. Hanya dua arah dengan masing-masing arah punya satu lajur. Tapi cukup lebar untuk ukuran mobil penumpang. Saat bertemu dengan kendaraan berat dari arah berlawanan, ruang lajur juga masih cukup.
Karakter jalan seperti ini sekaligus menguji mobil yang kami kendarai. Apalagi, perjalanan kami yang harus mengejar waktu untuk tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan, tepat waktu harus menggeber mobil dengan kecepatan tinggi sesekali.
Untuk diketahui, Nissan Livina menggendong mesin 1.500 cc yang sama seperti Mitsubishi Xpander. Mesin itu mampu menyemburkan tenaga hingga 104 PS. Mesin itu dikawinkan dengan transmisi otomatis empat percepatan. Hmm... padahal Nissan Grand Livina yang lama sudah pakai transmisi otomatis CVT yang lebih mulus pengoperasiannya.
Foto: Dok. Nissan |
Tapi tak masalah, Nissan Livina bertransmisi otomatis 4 percepatan ini tetap mampu digeber sampai kecepatan tinggi. Untuk mencapai kecepatan 100 km/jam rasanya mesin cukup bertenaga. Dengan overdrive diaktifkan, saat menanjak agar turun gigi pengemudi tak perlu memindahkan persneling ke 2 atau L, cukup bejek gas atau istilahnya kick down, maka mobil akan menyesuaikan gigi yang cukup untuk menanjak.
Untuk menikung selama perjalanan Balikpapan-Samarinda-Balikpapan, Nissan Livina tak memberikan kesan limbung. Mobil masih stabil saat diajak menikung. Karakter suspensinya tak terlalu keras, tapi terlalu empuk. Saat melintasi jalan rusak suspensinya tidak terasa keras.
Kami juga sempat membawa Nissan Livina untuk sedikit main offroad. Saat menuju kawasan konservasi orangutan di Samboja Lodge dan menuju Bukit Bangkirai, kami harus melewati jalanan yang belum diaspal. Jalanannya berupa tanah dan berbatu dan menanjak.
Foto: Dok. Nissan |
Meski Livina menggunakan penggerak roda depan, mobil ini tetap bisa menaklukkan jalanan tanah dan berbatu tersebut. Dengan catatan, jalanan tanah yang kami lewati sedang kering. Mungkin kalau tanah basah akan sulit mendapat cengkeraman karena memang mobil ini bukan untuk bermain offroad. Bannya saja masih ban standar untuk jalan raya.
Kemampuan Livina melaju di jalanan offroad didukung juga oleh ground clearance yang tinggi. Mobil ini punya ground clearance 205 mm yang dapat melindungi sasis dan bagian bawah bodi dari kerusakan.
Livina juga sudah memiliki beragam fitur keamanan yang lengkap. Untuk tipe VL yang kami coba sudah punya tombol Start/Stop Engine untuk menyalakan mesin, Smart Connectivity Audio, Intelligent Hill Start Assist dan Welcome & Coming Home Lights. Untuk memarkir mobil sudah ada Rear View Camera dengan Rear Parking Sensor.
Pada fitur keselamatan ada Dual SRS Airbag, Vehicle Dynamic Control & Traction Control System, Anti-Lock Braking Syistem (ABS), Electronic Brake Force Distribution, Brake Assist dan Auto Hazard Light saat pengereman darurat.
Perjalanan bersama Livina di ibu kota baru selama dua hari pada 5 Desember sampai 6 Desember 2019 lalu, kami totalnya menempuh jarak 402,3 km. Konsumsi bahan bakar rata-rata yang tertera di layar MID tercatat 9,2 km/liter. Soal boros atau iritnya sebenarnya relatif. Soalnya, kami mencoba mobil ini selalu menggebernya sampai kecepatan yang relatif tinggi dan beberapa kali melakukan kick down untuk menyalip kendaraan besar atau saat menanjak.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?