Kecelakaan Lalu Lintas Bikin Miskin

Kecelakaan Lalu Lintas Bikin Miskin

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 28 Nov 2019 17:36 WIB
Ilustrasi kecelakaan Foto: Edi Wahyono
Jakarta - Tidak ada yang bisa menebak kapan musibah kecelakaan lalu lintas dapat terjadi. Siapa pun dapat menjadi korban, keluarga juga merasakan langsung dampaknya.

Mengutip dari data Bank Dunia menyebutkan lebih dari 1 juta orang meninggal setiap tahunnya dalam kecelakaan jalan di seluruh dunia. Angka tersebut belum yang mengalami cacat dan luka-luka.

World Health Organization (WHO) bahkan menyatakan kecelakaan jalan turut menyumbang 10 besar penyumbang angka kematian. Bila tanpa perbaikan, kematian karena kecelakaan di jalan diprediksi masuk dalam daftar 5 besar di tahun 2030.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kecelakaan tidak hanya mendatangkan risiko meninggal dunia dan luka berat. Tetapi juga menimbulkan dampak yang merugikan bagi keluarga.

Mengapa demikian? Sebab angka kecelakaan tertinggi masih berada di usia produktif di mana sebagian besar juga merupakan tulang punggung ekonomi keluarga.

"Korban kecelakaan usia produktif (15 - 45 tahun) kian bertambah. Publik dapat mudah dan murah mendapatkan sepeda motor. Sementara layanan angkutan umum kian memburuk. Institusi yang mengurus keselamatan transportasi kurang bertaji, karena statusnya," ujar Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno.

Kecelakaan Lalu Lintas Bikin Miskin


Kecelakaan lalu lintas di Indonesia meningkat

Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan. Bila mengutip data publikasi terakhir dari Badan Pusat Statistik, Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas POLRI) mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2018 sebanyak 109.215. Jumlah tersebut naik 4,69 persen dibandingkan pada tahun 2017 dengan 104.327 kejadian.

"Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor masih di atas 70 persen dari kecelakaan keseluruhan. Demikian pula korbannya, terbanyak dari pengguna sepeda motor. Tingginya akan kecelakaan di jalan raya perlu penanganan khusus, terutama institusi yang ditugaskan menangani persoalan keselamatan jalan," ungkapnya.

Ia melanjutkan keselamatan merupakan salah satu prinsip dasar penyelenggaraan transportasi. Ia menyebut seharusnya Indonesia semestinya memiliki badan untuk mengelola kecelakaan lalu lintas.


"Di Indonesia, prinsip ini seringkali tidak sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan. Secara nasional, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9 - 3,1 % dari total PDB Indonesia," ujar Djoko.

Menurutnya di Indonesia sudah terdapat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang statusnya dapat dinaikkan menjadi Badan Nasional Keselamatan Transportasi di bawah Presiden.


"Harapannya, supaya urusan keselamatan transportasi bisa cepat terselesaikan dan tidak berlarut-larut. Dan Indonesia bisa menjadi pelopor keselamatan transportasi keseluruhan untuk darat, rel, laut dan udara. Kecelakaan dapat menyebabkan kemiskinan warga," kata Djoko.

"Rencana Induk atau Roadmap Keselamatan Transportasi Nasional perlu diciptakan untuk memberikan arah ke depan dalam hal penanganan keselamatan transportasi di Indonesia yang lebih baik," tutup Djoko.

Hide Ads