Jakarta - Merek
Chevrolet di bawah naungan
General Motors (GM) sebenarnya bukan nama baru di Indonesia. Sudah bertahun-tahun Chevrolet nimbrung di pasar otomotif Indonesia.
Namun, kiprah GM di Indonesia tak selalu mulus. Penjualannya pun terpaut masih jauh dari pemimpin pasar di Indonesia, Toyota yang penjualannya sampai ratusan ribu unit dalam setahun. Merek
Chevrolet sebelum 2013, mengutip data wholesales Gaikindo, sejak tahun 2000-an tak sampai 6.000 unit.
Namun, pada 2013 penjualan Chevrolet terdongkrak drastis. Pada tahun itu, GM membangun kembali pabrik perakitan mobil di Indonesia yang terletak di Pondok Ungu, Bekasi. Pabrik itu memproduksi Chevrolet Spin, sebuah MPV 7-seater penantang Avanza-Xenia cs.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Pabrik perakitan mobil Chevrolet di Bekasi. Foto: Dok. General Motors Indonesia |
Sebelum lahirnya Chevrolet Spin, penjualan Chevrolet tak sampai 6.000 unit. Namun, ketika Chevrolet Spin lahir pada 2013, penjualannya naik cukup drastis.
 Chevrolet Spin. Foto: Dok. detikOto |
Tahun 2013, Chevrolet berhasil melego 15.649 unit mobil di Indonesia. Tahun tersebut merupakan puncak penjualan Chevrolet di Indonesia.
Namun, tahun-tahun berikutnya penjualan Chevrolet mengalami penurunan. Pada 2014, Chevrolet hanya melego 10.018 unit. Dan tahun 2015 Chevrolet cuma menjual 4.541 unit mobil.
Seperti diketahui, pabrik Chevrolet di Bekasi yang memproduksi Spin tak berlangsung lama. Mulai beroperasi pada 2013, pabrik itu tutup total pada 2015.
Sejak 2015 sampai saat ini, GM hanya fokus menjual mobil merek Chevrolet yang diimpor dari luar negeri. Chevrolet Spin yang diproduksi di pabrik Bekasi itu pun sudah tak dijual lagi.
Sayangnya, merek mobil asal Amerika Serikat itu menyerah. Mulai akhir Maret 2020, GM memutuskan untuk tidak lagi jualan mobil Chevrolet di Indonesia. Hal itu diputuskan lantaran kurang diterimanya mobil Chevrolet di pasar otomotif Tanah Air.
"Di Indonesia kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Faktor-faktor ini juga membuat kegiatan-kegiatan operasional kami menjadi semakin terpengaruh oleh faktor-faktor yang lebih luas di Indonesia seperti pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing," ungkap President GM Asia Tenggara, Hector Villareal dalam keterangan resminya, Senin (28/10/2019).
Simak Video "Video: Helm Hilang di Parkiran? Ternyata Pengelola Harus Tanggung Jawab!"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah