Salah satu fenomena pelanggaran lalu lintas yang kerap menjadi pemandangan sehari-hari adalah penggunaan jalur tidak sesuai tempatnya. Jalur busway sampai jalur pejalan kaki tak dapat toleransi dari para pengendara sepeda motor.
"Bukti lemahnya kesadaran pengguna jalan untuk tertib berlalu-lintas , adanya gap edukasi tentang keselamatan berkendara selepas pemilik kendaraan memiliki izin mengemudi," kata Instruktur Rifat Drive Labs, Andry Berlianto saat dihubungi detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andry juga merasa perlunya tindakan tegas untuk memberikan efek jera pada segerombolan pemotor yang tidak taat tersebut, "Ada kebutuhan tindakan tegas petugas dalam mengurangi jumlah pelanggar ketertiban berlalu-lintas," timpalnya.
Selain usaha dari penegak hukum dalam hal ini Polisi Lalu Lintas, para pengendara sepeda motor juga enggan mencari tahu betapa pentingnya berkendara aman. Alhasil tingkah-tingkah berbahaya dalam berkendara akan menghasilkan resiko bahaya pada diri sendiri dan sekitarnya. Tak jarang pula usaha pelanggaran demi kepentingan diri sendiri itu berujung pada tindakan anarkisme seperti perusakan fasilitas umum
"Minimnya keinginan pengguna jalan dalam menggali ilmu keselamatan berkendara dimana pada video tersebut tindakan merugikan banyak pihak dan berpotensi mencelakakan diri mereka sendiri. Adanya tindakan anarkis yang berpotensi merusak fasum (fasilitas umum) dengan alasan tidak ingin ditilang," pungkas Andry.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah