Dalam data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merek-merek mobil Amerika mulai dari Chrysler, Ford, dan Chevrolet pernah mengisi jalanan di Tanah Air.
Perlahan merek-merek Amerika tersebut hengkang dari Indonesia. Kali ini Chevrolet yang mengumumkan bakal menghentikan penjualan di RI pada akhir Maret 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Januari hingga November 2018 penjualan secara wholesales Chevrolet baru menyentuh angka 2.210 unit. Jika melihat tren penjualan Chevrolet setiap bulannya yang rata-rata 200 unit per bulan rasanya sulit untuk bisa mencapai raihan yang sama dengan tahun lalu.
Sementara itu tahun 2019 tampaknya juga tak akan memberikan kabar baik. Dalam 9 bulan data berjalan yang diunggah Gaikindo, catatan Wholesale Chevrolet hingga Oktober baru menyentuh angka 970 unit.
Pihak GM Indonesia pun enggan berkomentar lebih banyak saat disinggung perihal mengenai daya saing Chevrolet di pasar otomotif Indonesia. Seperti yang diketahui GM di Indonesia saat ini hanya menjual kendaraan bermerek Chevrolet. Berdasarkan situs resmi chevrolet.co.id ada empat model yang ditawarkan yaitu hatchback Spark, crossover Trax, SUV Trailblazer, dan pikap Colorado.
"Saya hanya bisa mengatakan bahwa kita berencana memang menghentikan penjualan mobil baru di Maret tahun depan," ujar Public Relations and External Affairs Director General Motors Indonesia Yuniadi H. Hartono saat dikonfirmasi detikcom, Senin (28/10/2019).
President GM Asia Tenggara Hector Villareal menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui serangkaian pertimbangan yang menyeluruh dari berbagai rencana bisnis yang memungkinkan bagi GM Indonesia di masa yang akan datang.
"Secara global, GM telah mengambil langkah-langkah yang sulit untuk memfokuskan aset dan sumber daya yang dimilikinya. Keputusan yang sulit ini konsisten dengan strategi global GM untuk tetap berfokus pada pasar yang memiliki jalur yang jelas untuk mencapai keuntungan yang berkesinambungan," jelas Hector dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (28/20/2019).
"Di Indonesia, kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Faktor-faktor ini juga membuat kegiatan-kegiatan operasional kami menjadi semakin terpengaruh oleh faktor-faktor yang lebih luas di Indonesia, seperti pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing," sambungnya.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah